Langit belumlah gelap saat Shadeeq mengutarakan niat menikahi janda yang usianya lebih tua 20 tahun darinya, perempuan yang sering ditemuinya sendiri duduk diantara bebatuan padas sungai Dam Licin.
Tanpa basa basi, langsung mengatakan pada janda mungil yang lama dikenalnya sebagai orang yang suka duduk di sungai itu.
" Ayok ke Pak Modin," percaya diri nada suaranya memantul.
"Untuk apa?" tanya si wanita terperangah, mendapati Sadeeq yang sekonyong-konyong duduk di sampingnya.
"Ya nikah."
Perempuan itu masih bingung, dalam kenikmatan menatap air jatuh dari dinding bebatuan. Pemandangan yang mampu menumbuhkan relaksasi setelah seharian terbelenggu pekerjaan menatap gawai, menulis liputan.
"Aduh, kok nikah?"
"Iya, aku mau nikahi kamu."
"Tapi kenapa nikah?"
"Supaya aku bisa mendampingimu terus, memelukmu, melakukan banyak hal bersamamu, tidak kamu tinggal-tinggal lagi."
"Jangan bercanda, aku serius."