Bintang di langit masih mengintip saat Bonn memberi kabar mengejutkan. Harusnya Miss Andday bahagia dengan chat sang pujaan cinlok.
"Aku sudah resmi bercerai dengannya."
"Ha, sejak kapan?"
"Barusan, 3 detik yang lalu."
Dimaui lelaki tampan yang tiap hari melintas dalam pandangan sungguhlah membahagiakan. Tapi kali ini Miss Annday seperti mendapat timpukan godam.
"Kenapa kau ceraikan istrimu?"
"Agar aku bisa menikahimu. Aku mencintaimu. Bercerai membuktikan itu."
Antara bahagia dan sedih. Dicintai sedemikian rupa siapa tak bahagia. Untuknya lelaki muda, tampan, yang rajin mengiringi menyanyi dengan gitar itu sampai rela menceraikan istrinya. Kalau tak ingat sesuatu pasti Miss Anday sudah berteriak girang, bahkan kalau perlu cium sepatu Bonn.
Tapi itu tidak bisa dilakukan Miss Annday, Bonn hanya mengatakan lewat Video call, paling banter hanya bisa memberi isyarat monyong 5 senti sebagai ekspresi cinta. Seperti yang sudah-sudah. Yang selalu dia lakukan saat Bonn akan mengakhiri percakapan dan minta ciuman.
Berkali-kali Bonn mengatakan ingin melanjutkan hubungan pintu belakang ini ke pelaminan. Namun, Miss Annday selalu menolak.
Takut dicap pelakor itu alasan utama, yang kedua tentu saja adanya kebiasaan Bonn yang menjijikkan menurut Miss Annday. Yakni masih suka terkencing kalau sedang bernafsu.
Ini diketahui ketika tanpa sengaja Miss Annday melihat tanda basah di celana Jins ketat yang dikenakan Bonn ketika duduk di jok depan samping kemudi Jazz keluaran terlama.
"Ada apa dengan celanamu Bonn?"