Lihat ke Halaman Asli

Anis Contess

TERVERIFIKASI

Penulis, guru

Tolong, Jangan Sebut Namaku

Diperbarui: 22 Oktober 2020   04:50

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dari buku Rindu Sebatang Pohon (dokpri)

Kata orang, Menulis membuat nama abadi. Aku takut sungguh. Aku tak ingin dikenang. Aku hanya ingin menjejakkan, tulisanku saja yang abadi jangan namaku.

Sebab kalau namaku, akan banyak ludah sumpah serapah terhambur. Ahli maksiat ini akan menyulut benci. Membuat orang takkan mau walau sedikit lirik atas torehan jemari.

Aku tak mau diingat, itu menumbuhkan hujat. Karena aku adalah pecundang keparat yang rajin mencatat  kejahatan menjadi berita harian. Mengingatku menyemaikan benih permusuhan bahkan peperangan. Terbuka atau diam-diam.

Abadikan saja kata-kataku, jangan laku langkahku. Perhatikan yang kukatakan, jangan selidik siapa yang mengatakan. Karena walau dimandikan emas, badan ini tetaplah pekat dilumur jelaga laknat.

Maka tolong, jangan sebut namaku

Meski lolong ampunan kuteriakkan hingga ke kutub-kutub bumi. Masih takkan bisa membuka pintu-pintu hati yang terlanjur benci. Akulah nista dan najis itu. Jadi jangan ingat aku. Biar Rabbku saja yang kutuju, untuk ampunan yang kuyakin masih mau menerimaku.

Anis Hidayatie, Ngroto 21/10/2020 Untuk Kompasiana

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline