Lihat ke Halaman Asli

Anis Contess

TERVERIFIKASI

Penulis, guru

Perempuan dengan Beban di Kepala

Diperbarui: 14 Oktober 2020   06:00

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Denny Mo Graph

Perempuan


Sepagi ini telah diterobos kabut pekat, melewati jalan berbatu, dengan sendal butut menjadi alas kakinya yang pecah-pecah.

Lelaki kecil dalam gendongan, lelap digoyang gerak badan. Sembari menikmati air susu yang mulai kering. Abai dia akan gelisah pemilik sumbernya.

Sepuluh batang kayu di atas kepala, menyaksikan gegas langkah perempuan yang membawanya. Menawarkan dari pintu ke pintu rumah tetangga untuk ditukar satu lembar kertas bertulis Rp.20.000.

9 penolakan, 1 penerimaan, 1000 langkah tempuh untuk selembar kehidupan. Beban tanggungan satu nyawa dalam dekapan, tersebab belahan nyawanya berpulang.

Aku malu padamu duhai perempuan dengan beban di kepala. Senyum ramah selalu tersungging, menyapa tiap mata yang menyaksikan. Seolah beban kepalamu ringan dalam timbangan.

Padahal kutahu, terkadang satu ikat kayu itu harus kembali bersamamu tanpa ganti apa-apa. Tak ada keluh apalagi ikut demo bersama buruh-buruh.

Penerimaan atas tulisan Tuhan, mengenyangkan perutnya walau lapar. Air hujan menyuburkan dedaunan di pekarangan. Dia masak dengan kayu bakar. Cukup menjadi pelipur untuknya agar air susu tetap mengalir demi sesosok titipan.

Anis Hidayatie, Ngroto 13/10/2020




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline