Lihat ke Halaman Asli

Anis Contess

TERVERIFIKASI

Penulis, guru

Mengenal Sulam Bayang yang Pernah Berjaya Saat SBY

Diperbarui: 4 September 2020   19:42

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

doc.pri | Pengrajin, Bu Kades Sidogiri, Luluk

Orang dusun Wangkal mengenalnya sebagai Mbak Luluk, untuk pemilik nama lengkap Luluk Romziyah ini. Perempuan kelahiran 1979 ini dikenal pula sebagai penjual pakaian untuk perempuan pembuat kerajinan sulam ini.

Saya temui di rumahnya bersama bu Kades, Dewi Rodiyah, Mbak Luluk menceritakan sepak terjangnya sebagai pengusaha kecil di bidang sulam.

Sebagai pengrajin dia pernah diminta perusahaan garment kota Bangil untuk ikut mengisi gerai milik pengusaha tersebut. Hingga pernah bertemu muka langsung dengan ibu Negara Ani Yudhoyono saat berkunjung ke Bangil pada era SBY sekitar tahun 2013.

Booming sulam menjadikannya berjaya saat itu. Kuwalahan memenuhi permintaan, produknya juga kawan-kawan penyulam lain laris manis di pasaran. Pendapatan otomatis juga meningkat. Makmur kondisi saat itu. Pengrajin dan pengusaha bisa tersenyum cerah.

Berbanding terbalik dengan kondisi sekarang terutama saat covid-19 melanda. Tetap berproduksi meskipun tidak sebanyak dahulu. Hal yang diperjuangkan adalah membuat pengrajin tetap hidup dengan upah yang pantas. Menghasilkan sulam sekaligus menjadi ketua kelompok pengrajin yang dia bina.

Harga upah pada para pengrajin dia tentukan berdasarkan kesepakatan atas tingkat kerumitan ketika mengerjakan. Kepada customer dia ajukan 2 model harga.

 Pertama, harga jasa saja. Misal untuk mengerjakan satu hijab, yang pernah dia patok yakni  dari mulai harga Rp. 15.000 hingga termahal 40.000. Ini berbeda untuk gaun atau mukena. Dengan bahan kain dan motif design dari sang pemesan.

Para penjual online suka dengan model harga tersebut. Mereka datang membawa kain, pesan sesuai keinginan, bayar, lalu dijual dengan merek sendiri.

Dalam hal ini Luluk tidak keberatan. Menjual jasa istilahnya, dengan upah yang nilainya menurut pengrajin cukup untuk menambah penghasilan mereka. Menyadari bahwa mereka  memang tidak punya modal untuk membeli bahan, membuat design juga memasarkan.

Kedua, Harga jadi. Kali  ini Luluk berperan seagai penjual produk. Menentukan sendiri harga yang dijual. Mukena, hijab juga pakaian. Meski tidak diberi nama merek karyanya laku juga.

Nilai nominal tergantung bahan, tingkat kesulitan pengerjaan, kualitas hasil sulaman tangan, dan benang atau aplikasi lain yang dia gunakan ketika menyulam.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline