Lihat ke Halaman Asli

Anis Contess

TERVERIFIKASI

Penulis, guru

[Cinta] Cintaku Tertahan di Blitar

Diperbarui: 14 Maret 2020   06:07

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Anis Hidayatie, doc.pri


"Kau harus tanggung jawab!" Setengah teriakan berpadu isak menarik perhatian orang yang lalu lalang di Stasiun Blitar Sore itu.

"Untuk apa? Apa yang telah kulakukan?" Raut muka kebingungan dipertontonkan Rio merespon ucapanku.

Bangku panjang berderet menjadi sasaranku menaruh kejengkelan. Kutaruh pantatku di sana. Helaan panjang,  muka cemberut, dengus nafas,  mewarnai keenggananku pulang ke Malang. Padahal tiket telah ada di tangan.

"Ada apa Nis, ini sudah pukul 17.55 kurang dua menit kereta mu berangkat. Ayolah nanti kau ketinggalan kereta." Rio masih saja berusaha membuatku pulang ke Malang,  sesudah yang dia lakukan selama 7 hari di Kota Blitar.

"Gak mau. Aku gak mau pulang sekarang. Aku mau kau bertanggung jawab dulu." Tetap dengan nada cemberut kujawab perkataan Rio. Sebal karena dia tidak mengerti mengerti.

"Duh kau ini. Apa sih yang harus kupertanggung jawabkan. Katakan, jangan bikin bingung orang."

"Dasar pelupa, semalam kau bilang apa ha?"


"Semalam? Di teras depan rumah nenekmu itu?"


"Iya, sebelum kau pamit pulang."

Senyum tersungging di bibir Rio,"Bahwa aku ingin kau menjadi bu Carik, untuk sebutan pak Carik yang baru kusandang. Kau mau?"

Anggukan kecil kuberikan, kelu lidah ini, tak mampu mengatakan isi hati. Entah sudah berubah jadi warna apa raut muka yang kumiliki. Jadi bu Carik. Hihi

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline