Lihat ke Halaman Asli

Anis Contess

TERVERIFIKASI

Penulis, guru

Launching Buku dengan Bahana Menggetarkan Kalbu

Diperbarui: 24 Februari 2020   00:12

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Anis Hidayatie, doc.pri

Hati itu penulis mendapatkan tempatnya, disiapkan kursi singgasana, dihormati layaknya raja. Itu yang saya rasakan saat menghadiri launching buku karya bersama civitas akademika MAN 1 Bojonegoro Jawa Timur." Hari ini kita tempatkan guru dan anak-anak penulis duduk di depan, biar kita duduk menghadap mereka.

"Kita muliakan mereka, agar tumbuh terus semangat menulis di kalangan generasi berikutnya." Tutur Kepala sekolah MAN 1 Bojonegoro, M. Saifuddin Yulianto, S. Ag, M.Ag ketika persiapan acara.

Idenya diamini panitia,  maka berlakulah hal tersebut ketika eksekusi acara. Para penulis, guru dan siswa diberi tempat tersendiri, duduk menghadap undangangan, dengan sambutan layaknya mereka yang telah memenangkan pertandingan.  Ada tari dengan buku sebagai piranti,  kreasi baru bercorak tari Bali.  Semarak, rancak,  sesuatu yang mampu membuat bulu roma berdiri.

Proses pembukuan karya-karya itu memang tidak gampang. Ada perjuangan, menjadikannya sebagai buku yang bisa dipersembahkan untuk khalayak.  Bukan sekedar coretan imajinasi namun ada langkah nyata  mewarnai, dengan riset, pun observasi.  Seperti buku dengan judul Antologi Scientific Paper.  

Terlahir lewat penelitian, berdasarkan pengalaman mereka menulis. Banyak hal,  dari yang dekat dengan lingkungan hingga diluar lingkungan sekolah. Contonya tajuk  yang telah saya baca ini. "Mencegah Kanker Serviks Terhadap Siswi MAN 1 Bojonegoro Dengan Cara Mengganti Celana Dalam". Menunjukan betapa hal sederhana terkait pembiasaan hidup bersih ternyata bisa menjadi solusi tepat untuk mencegah terjangkitnya penyakit berbahaya.

Anis Hidayatie,doc.pri

Juga beberapa buku yang lain,  "Antologi Metode Pembelajaran".  Buku itu ditulis para guru terkait metode yang dipakai dalam mengajar. Pula buku berjudul "Antologi Karya Keagamaan" dengan isi banyak hal, mulai dari Tata Krama pendidikan karakter hingga Menerapkan Prinsip Ekonomi Syariah di Era Global.  Serta Prosa Bebas berisi cerita pendek dan kumpulan puisi. 

Karya murni beberapa siswa dengan ide dan pengungkapan rasa yang mengagumkan.  Memberikan nuansa tersendiri bagi yang membacanya. Launching buku itu menjadi makin menarik karena disertai bedah buku. Menghadirkan perwakilan penulis dengan dialog interaktif dipandu penyiar radio yang juga pegiat literasi Nasruli Chusna. 

Ada pula tokoh Literasi  lain, trend setter perpustakaan keliling dengan becak Bojonegoro, pejuang disleksia yang pernah diundang TV Nasional untuk talk show, Agung Ridwan.
 

Anis Hidayatie, doc.pri

Pun saya yang menjadi penyimpul pentingnya pembukuan karya. Dengan pesan menumbuhkan cinta literasi, mengikis kendala yang kata orang cukup berarti, yakni waktu dan ide menulis.  Untuk manfaat baca,  untuk kesalihan kata-kata, untuk menumbuhkan karakter positif bangsa kita.

Sungguh, saya yakin betul bahwa literasi akan bisa menjadi bagian penting membentuk karakter bangsa ini. Lewat kurikulum sekolah yang pro literasi.  Lewat kegiatan ekstra yang mendukung kegiatan Literasi. Terlebih setelah melihat langsung kiprah mereka, membukuan karya tentang hal-hal inspiratif,  yang bermanfaat, untuk diri sendiri sebagai penulis maupun untuk pembaca.

Anis Hidayatie, doc.pri

Menulis hal-hal yang tampak di depan mata, yang membelai telinga,  yang merasuki dada, pun yang sedang dilakukan adalah modal utama. Ada penguasaan materi terhadap yang kita tulis, hati dan pikiran mampu berpadu harmoni untuk menorehkan kata, merangkai kalimat, menyusun paragraf,  menghadirkan manfaat lewat sebuah karya.

Apa yang telah dilakukan sekolah ini membuat saya tergetar, ingin lakukan hal serupa. Di sekolah saya pun di sekolah-sekolah lain yang memberi kesempatan kaki ini menjejakkan diri. 

Mendapatkan kenang kenangan buku dari Kepala MAN 1 Bojonegoro | Anis Hidayatie, doc.pri

Ruh literasi demikian eloknya. Target mencerdaskan kehidupan bangsa,  rasanya bukan hal sulit terwujud bila gerakan ini terus dikampanyekan, didukung,  baik dengan aksi nyata maupun doa. 

Antologi adalah awal,  simpul kebersamaan. Darinya akan tumbuh semangat terus menulis. Memberikan yang terbaik untuk pembaca. Saya yakin ide-ide itu akan terus tumbuh,  memperkayana khazanah pengetahuan dan wawasan kita. Baik melalui antologi ataupun solo tak ada beda. Yang penting adalah karya,  untuk kemaslahatan umat manusia.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline