Lihat ke Halaman Asli

Anis Contess

TERVERIFIKASI

Penulis, guru

Puisi | Dalam Belai Hujan

Diperbarui: 12 Februari 2020   18:17

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kompas.com


 Anak-anak berlarian memanggul harapan
Licin jalanan, taburan onak duri tak dihiraukan
Tetap berlari meski  jatuh bangun
Berdiri,  berlari,  berulang tiada henti

Bapaknya tak bisa menemani
Ibunya hanya berseru "Hati-hati"
Anak-anak dibiarkan sendiri
Menerobos hujan badai mencari jati diri

Pada satu persinggahan atas kelelahan
Anak-anak rebahkan diri
Paha ibu yang diinginkan
Usap lembut yang dirindukan
Tak didapatkan

Ibunya nun jauh di rantau orang
Mengais mimpi yang pernah dijanjikan orang
Anak-anak terbiar
Mereka diumpat liar

Berondongan tuduhan
Vonis kurang ajar
Menjadi baju hidup anak-anak tanpa ibu bapak
Padahal mereka hanya tak tahu yang mana kebenaran pun kesalahan

Rumah tak ada sesiapa
Jalanan mengakrabi mereka
Penjara adalah rumah sesungguhnya
Untuk tiap peristiwa yang mengharuskan pulang

Tusukan duri,  hunjam belati merupa makanan
Ludah,  umpatan menjadi minuman
Sampai datang "dia" mengangkat
Dengan ucap penuh taburan semangat

"Bapakmu di sana menanti kiriman doa"
"Ibumu di rantau untuk nyawanya"
Maka jadilah kau panglima untuk mereka
Selamatkan dari dera siksa

Pintu langit berderit
Memberi restu anak anak rindu
Membelai mereka dengan tumpahan hujan
Dalam rengkuh pengabulan

Ngroto,  11/02/20

Anis Hidayatie untuk Kompasiana bertema hujan




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline