SMP AR-ROHMAH BOARDING SCHOOL MALANG Adakan TRAINING LEADERSHIP DAN WAWASAN KEBANGASAAN
Bukan sedang terpesona pada judul buku "Menjerat Gus Dur" kalau tajuk tulisan saya demikian. Namun kenyataan bahwa Gus Dur pernah menjadi santri pun Kyai para santrilah yang membuat saya terinspirasi menulis artikel ini. Persoalannya bukan pada kegiatan jerat menjerat tetapi pada ruh jeratan itu sendiri. Mampukah jeratan itu menumbuhkan jiwa pemimpin yang mempunyai rasa cinta mendalam terhadap bangsa ini?
Pertanyaan itu rasanya bisa saya dapatkan lewat salah satu kegiatan yang diadakan SMP AR-ROHMAH BOARDING SCHOOL MALANG pada 30 Desember 2019 sampai 2 Januari 2020 saat ini. Menutup kalender dan membuka tahun semester genap.
Usia santri yang juga pelajar di sekolah tersebut masih belia. Energinya penuh, bisa diajak berlatih fisik dengan medan agak berat. Lalu mentalnya juga masih segar, idealismenya tinggi meski saat usia tersebut adalah masa transisi, peralihan dari kanak kanak menuju dewasa. Mereka adalah anak-anak bangsa yang akan menjadi generasi penerus negeri.
Maka bila pada usia tersebut sudah diasah rasa cintanya terhadap negara ini, saya sangat sepakat. Tidak prematur tidak pula kadaluwarsa. Mereka sudah bisa menganalisa dengan logika. Apa dan bagaimana seharusnya berbuat sesuatu untuk bangsa. Menjadi pemimpin ketika mereka dewasa nanti.
Usai libur selama dua pekan, mengakhiri semester ganjil, seluruh siswa SMP Ar-Rohmah Boarding School Malang disiapkan fisik dan mentalnya yakni melalui melalui Training Leadership dan Wawasan Kebangsaan.
Tema kegiatan yang mereka usung yakni,"Mencetak Pemimpin Masa Depan Untuk NKRI yang Lebih Bermartabat dan Berdaulat."
Merupakan kegiatan rutin sebetulnya, yang bertujuan untuk menyiapkan fisik dan mental siswa sebelum mengikuti semua kegiatan belajar dan pembinaan di sekolah maupun di pesantren. Meski demikian kegiatan rutin ini patut selalu ditunggu. Mengingat pengaruhnya yang tidak bisa dipandang sebelah mata terhadap pembentukan jiwa siswa. Sebagai pemimpin dengan kedisiplinan serta jiwa korsa antar santri.
Amatlah rugi bagi santri jika tidak mengikuti kegiatan ini. Sebab bukan hanya fisik, mental dan leadership yang dibina. Namun ada pula materi tentang wawasan kebangsaan, bahaya pergaulan bebas dan bahaya Narkoba. Disajikan pada anak-anak yang kelak akan menjadi pemimpin di negeri ini supaya terhindar dari prilaku yang bisa menghancurkan masa depannya.
Bekerja sama dengan tim Training Satmenwa 836/Macan Putih UNISMA yang sangat terlatih. Para siswa begitu semangat dan antusias dalam mengikuti setiap sesi kegiatan training leadership yang dilaksakan selama empat hari.
Ada harapan besar yakni agar semua santri kelak menjadi pemimpin yang hebat. Kebanggaan kedua orang tua dan Ummat yang mampu menegakkan peradaban Islam serta mengembalikan martabat serta Kedaulatan NKRI dimasa yang akan datang.
Cinta itu perlu dipupuk, jiwa pemimpin itu perlu dilatih. Menyemaikan rasa, menumbuhkan asa menciptakan karsa. Upaya upaya demikian patut dihargai bahkan kalau bisa menginspirasi. Supaya NKRI, Negara Kesatuan Republik Indonesia kita kelak tetap mempunyai pemimpin yang handal dan hebat. Sebagaimana tujuan tema yakni untuk NKRI yang lebih bermartabat dan berdaulat.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H