Lihat ke Halaman Asli

Anis Contess

TERVERIFIKASI

Penulis, guru

Folkpas, Kepedulian terhadap Cerita Lisan Pasuruan

Diperbarui: 24 Oktober 2019   05:54

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Anis Hidayatie (doc.pri )

Tak bisa dipungkiri, setiap daerah pasti punya cerita, entah itu tentang tokoh masyarakatnya, tentang pahlawan, tentang aktivitas penduduk, atau tentang tempat masyarakat bermukim. Ada kekhasan yang terus berkembang menjadi buah bibir. Menjadi cerita turun temurun di masyarakat.

Kajian menarik yang selalu hangat menjadi perbincangan, kadang dibumbui dengan cerita banyak hal, sesuai pemahaman seseorang. Sehingga cerita cerita itu memunculkan versi masing-masing yang mengasikkan untuk terus diikuti.

Seperti cerita Malin Kundang. Kejadian Gunung Tangkuban Perahu dengan kisah Dayang Sumbi yang dicintai anaknya sendiri. Atau terjadinya Candi Prambanan dimana kisah Bandung Bondowoso membuat seribu candi untuk Roro Jonggrang.

Pula Cerita tentang Gunung Bromo untuk masyarakat Tengger yang mempunyai legenda Roro anteng dan Jaka Seger, dan lain sebagainya. Ada cerita menarik di tiap daerah. Berkesan, tak mudah dilupakan meski ada kecenderungan perubahan zaman. 

Anis Hidayatie (doc.pri )

Begitupun di Pasuruan. Sebuah kawasan kabupaten dan kota di Jawa Timur yang terkenal dengan pahlawan nasional Untung Surapati. Kota Pasuruan, sebagai icon berkembangnya kota pelabuhan sejak zaman Belanda mempunyai segudang cerita.

Kisah heroik pahlawan rakyat semisal Sakera, atau kehidupan menarik masyarakat pelabuhan pun kehidupan tokoh agama semisal Kyai legendaris KH. Hamid bahkan kelahiran tokoh sekelas Dowwes Dekker dan KH.Ahmad Dahlan bisa menjadi hal yang tak habis diceritakan. Berkembang terus, dari mulut ke mulut. Dari generasi ke generasi.

Atas dasar kepedulian terhadap berkembangnya cerita cerita lisan yang menjadi salah satu khazanah kekayaan kota Pasuruan itulah Folkpas berdiri. Kepedulian terhadap cerita rakyat yang berkembang secara lisan, keinginan mendokumentasikan agar tak lekang dimakan zaman. Pun agar kita bisa ikut belajar dari hal hal yang telah dimiliki Pasuruan, menjadikan sebuah keinginan besar mengabadikan. Maka terbentuklah Folklor Pasuruan. Yakni komunitas yang koncern terhadap cerita lisan rakyat Pasuruan.

Folkpas didirikan oleh seorang dosen STKIP Pasuruan, Tristan Rokhmawan , S.S., M P.d , menggandeng mahasiswa setempat untuk ikut mengadakan penelitian. Lalu mendokumentasikan hasil penelitian tersebut dalam sebuah jurnal. Pula ada satu buku telah dihasilkan.

Buku tersebut tidak dicetak banyak tetapi bisa dinikmati oleh semua orang melalui internet, free. Pak Tristan, begitu dia biasa dipanggil, menginginkan karyanya bisa dibaca semua orang dengan mudah. Tanpa perlu dibebani biaya.

 Bahwa upload melalui dunia maya menjadi pilihan itu karena dia tahu bahwa masyarakat kini sangat meminati dunia maya. Gawai bukan menjadi barang mewah, melainkan telah menjadi kebutuhan serta bagian dari gaya hidup sebagaimana sandang pangan dan papan. Maka kalau hasil karya Folkpas di upload melalui dunia maya, itu sebuah pilihan tepat yang insyaallah bermanfaat untuk banyak orang. Tepat sasaran.

Beberapa karya yang pernah dihasilkan oleh folkpas yang bisa dijadikan patokan mentahbiskan keberadaan mereka antara lain yakni 1 buku dokumentasi folklor. 10 buku cerita anak bergambar. Beberapa artikel kegiatan penelitian folklor di jurnal nasional dan internasional.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline