Lihat ke Halaman Asli

Anis Contess

TERVERIFIKASI

Penulis, guru

Menikmati Suasana Literasi "Koplak" dalam Kelas Pelatihan Tour Guide 2019

Diperbarui: 13 Agustus 2019   04:53

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Rencana cover buku novel koplak

Mengikuti pelatihan tour guide, dibiayai pemerintah, -disnaker kab. Malang-, baru kali ini saya rasakan. Menjadi peserta pelatihan tersenior ( tua maksudnya ) membuat saya ekstra menyimak. 

Serius full waktu materi diberikan. Jadi berasa muda ketika saya ternyata masih bisa merespon pelajaran dengan baik. Lega rasanya, apalagi peserta yang lain memberikan kehangatan ramah, suka menyapa dan disapa. Bunda, itu sebutan saya. Sesuai dengan usia yang pantasnya menjadi ibu mereka. Anak anak muda yang baru lulus kuliah atau sedang menempuh S2.

Semangat '45 saya dan kawan kelas menyimak tiap materi yang disampaikan. Serius ketika menerima materi tidak berarti pelajaran berlangsung kaku. 

Ada sesi listening dengan lagu berbahasa Inggris sebagai materinya, diiringi permainan gitar akustik sang trainer Pak Rukin. Sesi ini menjadi satu hal yang paling ditunggu peserta, mengingat ada rasa terhibur sesudah serius mengikuti sesi awal dengan materi berat. 

Sebetulnya sang tutor sosok mencengangkan bagi saya. Disamping ahli menyampaikan materi dari general sampai TOEFL ternyata dia juga bisa membuat cerita menghibur layaknya standup comedy. Peserta sering dibuat tergelak karenanya. Mencairkan suasana, membuat hubungan hangat dan akrab, sehingga peserta tak sungkan bertanya bila tak mengerti materi.

 Cerita-cerita yang disampaikan pak Rukin itu lantas saya jadikan cerpen, saya tulis di grup WhatsApp kelas, banyak yang suka termasuk pak Rukin. Supaya bisa kami nikmati terus kisah-kisah humornya itu, saya minta beliau terus bercerita dengan satu tawaran akan saya bukukan.

Gayung bersambut, Pak Rukin bersedia,  antusias malah. Beliau yang ketika mengajar sering membuat humor dengan memparodikan kehidupan kami dalam sebuah cerita kocak menyambut hangat. 

Saya tulis kekonyolannya di kelas ketika "ngerjain siswa". Sebagai anggota teater ketika muda, dia sangat fasih merangkai kisah, disajikan dengan perumpamaan adegan,  menjadikan anak didik sebagai pemeran cerita. Jadilah sejak itu dia terlibat akrab guyon gayeng dengan peserta. Tiap hari ada saja ide menulis cerita koplaknya. 

Masih saya ingat waktu itu, ketika pertama menulis  cerita berdasarkan penuturan pak Rukin. Adalah satu kisah yang saya beri judul Bernafas Dalam Lumpur. Dengan cerita, salah seorang anggota, 

Pak Azhar karena kecewa dengan gebetannya Mbok Vita yang selingkuh dengan Bahrul, Raja Kegelapan, rentenir tukang kredit, mati setelah adu jotos dengan Bahrul. Tubuhnya nyangkut di atas pohon cipluk an nama lain cecendet. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline