Lihat ke Halaman Asli

Anis Contess

TERVERIFIKASI

Penulis, guru

Cinta dalam Secangkir Kopi

Diperbarui: 22 Juli 2019   21:24

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pixabay.com


malam ini cuma ada kita, hai lelaki bertumbuh menjulang dengan tatap tajam menghunjam. Kalau kau khawatir bermandi cahaya bulan sabit nan mengintip, sembunyikanlah pesonamu, agar aku tak tergoda menari, berbaur dengan pendar temaram setiti sinar bintang berjatuhan.

malam ini,  setangkup hati terbiar menikmati. menyusuri detak-detik sepi memuncaki penghujung  sunyi. merindukan butir-butir gerimis yang mulai pergi. berharap kembali nanti. ketika gemuruh rindu menguapkan isyarat cinta, lewat secangkir kopi.

Kuseduhkan kopi ini untukmu, masih panas dengan uap aroma menenangkan rasa, ada cinta teraduk di sana.

" Kau barista terbaik sayang." Katamu dengan tatap lekat.

Gurindam rindu bertalu, anakan sipu terbiar memendar. Paduan kopi dan diksi jelang penghujung malam, semikan rasa yang makin tak tertahankan. maka untukmu, lelaki yang sedang menikmati sajian kopi malam ini, jadilah pengunjung tetap hatiku, untuk aku buatkan secangkir kopi selalu.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline