Lihat ke Halaman Asli

Anis Contess

TERVERIFIKASI

Penulis, guru

Selayar Impian

Diperbarui: 12 Juli 2019   13:53

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Anis Hidayatie/ Ikhlas Julak Anum (doc.pri )

Serpihan rupa tampan nan berlalu melenggang, terus saja membayang. Legam mahkota, ditingkah tatap teduh penuh pesona, buat mata ini tertawan, enggan pejam.

Kau pujangga, lelaki berwajah diksi, selayang pandang menghipnotis hati, semerah saga rasaku kini, perlahan membentuk namamu di patahan-patahan angan
 
Secawan harapan kausuguhkan, menjamuku dengan anggur kenikmatan, piala-piala kau isi penuh dengan kisah di masa depan, hingga aku mereguknya, tanpa sungkan

Labirinku runtuh sudah, aku menyerah, entah,  akankah bahagia menari bersamaku? Atau kaca di pelupukku yang menipu?

Hanya kabut dalam pandangan, satu pun pilihan tak tahu mana yang bisa aku dapat. Menyerah, kalah, pasrah pada naskah original buatan Tuhan.

Lalu, malam lantas meriwayatkan sebuah nalam. Tentang seranting harap yang diam-diam kita dekap. Dan secawan angan yang malu-malu kita telan. Sebagai upaya menjahit cemas dari anak-anak rindu yang akan kita labuhkan bersama selayar impian.

*****"*

Malang, 12/7/2019

Special Thanks to Gibranis, Ridho Rajak, Julak Anum. And World Of Literacy Fighter

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline