Lihat ke Halaman Asli

Anis Contess

TERVERIFIKASI

Penulis, guru

Saat Ditinggalkan karena Tak Sepadan

Diperbarui: 3 Juli 2019   11:01

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Qureta.com

Tiba-tiba menjadi berbeda diantara kawan sesama sungguh tak nyaman rasanya. Yang asalnya seiya sekata, kemana- mana selalu bersama lalu oleh sebuah kondisi dia harus menarik diri, merupakan hal yang awalnya menyiksa.

Ditinggalkan kawan, tak lagi diajak bergandengan tangan. Kesepian 

Itulah awal yang biasanya dirasakan oleh mereka yang harus keluar dari kehangatan komunitas kawan. Ini dialami keponakan perempuan saya. Lingkungan kampus membuatnya bisa bertemu teman dari berbagai kalangan. 

Kebetulan kawan yang dia miliki di awal perkuliahan anak orang mampu semua. Makan di restoran mahal. Belanja pakaian di boutique, sepatu, tas branded. Menjadi gaya hidup keseharian yang tak bisa dipisahkan.

Berangkat kuliah dengan mobil pribadi, penampilan layakanya foto model selebriti. Cantik, menarik, menyenangkan dipandang, menakutkan bila berdekatan. 

Hanya mereka yang punya style seperti mereka yang bisa menjadi teman candanya, selain itu, minggir ya, jangan dekat-dekat. Atau kalau tidak tatapan sinis bakal diterima bila berani ajak sapa.

Mulanya, keponakan perempuan saya, yang memang cantik tinggi langsing itu berada dalam lingkaran mereka. Namun satu peristiwa membuatnya harus keluar. 

Waktu itu di kartu ATM nya sedang tak ada uang, kartu kredit tak punya karena memang sengaja tidak diberi oleh orang tu secara pertimbangan tidak terlalu urgent, wong kampus di dalam kota saja, kalau butuh apa-apa bisa pulang. 

Telpon ayahnya minta transfer tak diangkat pun. Akhirnya giliran dia yang harus membayar makanan pesanan di resto langganan tak bisa dilaksanakan. Temannya sewot, harga makanan yang harus dibayar mencapai 600 ribu lebih untuk 5 orang. 

Seorang teman akhirnya memberi kelonggaran, dia hanya dimintai uang 100 ribu saja. Tetap tak bisa, hanya ada satu lembaran hijau Rp. 20. 000. Maka dia tak berkutik pun. Mematung kebingungan, tak tahu harus berbuat apa. Satu teman berkata.

" Masak seratus ribu saja tak punya, kau ini dari kelas apa sih?"

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline