Lihat ke Halaman Asli

Anis Contess

TERVERIFIKASI

Penulis, guru

Puisi | Masih dan Selalu

Diperbarui: 21 Juni 2019   15:35

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pixabay.com

Dipaksa beku ketika mentari sedang terik itu sungguh menyiksa. Mendinginkan suhu ketitik dibawah nol saat udara sekitar panas membara bukan perkara mudah. Melarikan diri dari sang pencari yang dia janji setia tapi suka mengingkari menumbuhkan kecewa dalam kebiri.

Keranda hati tlah kusiapkan, pengusungnya dalam antrian, tinggal tunggu waktu tepat memberangkatkan. Siapkan saja rangkaian raflesia untuk mengiringi keberangkatanku nanti. Jangan mawar atau melati. Agar bau bangkainya tertanam bila aku pergi.

Usah berpura kau masih cinta, hingga layangkan maaf dan kata rayu segala. Pun tak usah pura-pura peduli. Sebab tak ada yang sedang dirindui, selain kenangan yang sama kita bawa sendiri-sendiri.

Menjadikanku dalam gamang jika kau selalu datang, padahal aku sudah mantapkan untuk segera hengkang. Satu tanya selalu berulang dalam hati dan pikiran," Masihkah ada cinta untukku?"

Tak pandai aku melawan, rasa ini tumbuh berkembang, menghentikan berbuah kesakitan. Tertawan, gelora ini enggan menghindar. Terlebih ketika kau dengan tegas menepis keraguan,  "Masih dan Selalu. Cinta ini hanya untukmu."




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline