Lihat ke Halaman Asli

Anis Contess

TERVERIFIKASI

Penulis, guru

Audrey Audrey

Diperbarui: 15 April 2019   15:36

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Dikatakan pada bidadari di antara arakan awan, ada anakmu sedang dirundung nestapa tak berkesudahan, sakit sangat di sekujur badan, bilurkan duka lara mendalam, merasa muram masa depan, kosong, tak ada harapan.

Anakmu, Audrey serupa kuntum melati suci, yang wanginya menebar ke segala ruangan, yang putihnya sebersih buih di lautan, tak ternoda noktah walau seulas jelaga hitam.

Hingga pecundang-pecundang keparat itu datang, tanpa tanya, tanpa sapa, dikoyak kesuciannya. Dituduh, dihinakan, tanpa satupun kesempatan pembelaan. Teraniaya dirinya, menjadi bungkam mulutnya, lebam memenuhi segenap rasa tak bersalahnya.

Pada dunia dikabarkan kesakitannya, agar tak ada lagi aniaya berulang. Audrey audrey lain telah pernah merasakan, sungguh merisaukan gema indah dalam kehidupan.

Duhai bidadari-bidadari ibu pertiwi, Audrey, Audrey itu anakmu, anak kita, harusnya ada usap sayang padanya, harusnya kita datang jaga kesuciannya. Kepakkan sayapmu turun, bela anakmu dengan sebenar benar bela, buat pengoyak nurani itu jadi jera. Agar tak ada lagi Audrey Audrey lain alami nasib serupa.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline