Lihat ke Halaman Asli

Anis Contess

TERVERIFIKASI

Penulis, guru

Layak Dominan

Diperbarui: 8 Maret 2019   14:01

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pixabay.com

Sendiri selalu menampilkan sepi. Bentangan angan menghadirkan kesunyian nan meradang. Pilu dikhianati,  lara dikibuli memunculkan sembilu menyayat hati.

Rupa godanya menggantung di pelupuk mata, memamerkan seringai  menghina  kebodohan perempuan ini yang 'hanya' punya setia. Dentang jam mengitari petaka pesona. Belum usai cerita, masih ada koma.

Ada sesal sebetulnya dari perempuan yang mengaku perkasa, dihadapi pengkhianatan sepenuh kuat yang dia punya. Tak mengapa, masih ada buah cintanya. Untuk mereka dia tak perlu mengaku. Sudah jadi perkasa dengan sendirinya.

Ketakutan untuk hidup sendiri tlah pergi. Penguatan senyum buah hati membuatnya mandiri. Melupakan pasangan bukan akan dilakukan. Dia telah berikan rupa indah peninggalan. Memaafkan, tanpa harap penyatuan.

Tak lagi ada sakit merundung badan. Dinikmatinya kesendirian berbalut ketegaran. Dunia masih indah, senyum terkembang bahkan pada yang telah beri kesakitan. 

Biar dia saksikan, kami perempuan tak mudah terpuruk merunduk tunduk. Kami setegar batu karang. Siap menantang gelombang ombak kehidupan. Biar kami tunjukkan. Betapa kami layak dominan.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline