Lihat ke Halaman Asli

Anis Contess

TERVERIFIKASI

Penulis, guru

Dupa Asmara di Dermaga Cinta

Diperbarui: 6 Maret 2019   22:00

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pixabay.com

Dupa Asmara Di Dermaga Cinta

Adalah kau yang kujalari ranting terlembut palung hati, yang kucecapi namamu dalam tiap hela nafasku, yang tak henti rupa teduh itu melintas lintas meretas relung kalbu. Kulabuhkan hatiku, hanya padamu, pesona raga yang debarnya mampu buat angan mengembara.

Secangkir kopi tlah kunikmati bersamamu tadi malam
Kusruput dengan mata terpejam
Mengeja uapnya dalam aroma cinta yang paling dalam
Tak kusembunyikan senyumku, demi rona rekah wajahmu, kusimpulkan sajian terindah dari yang kupunya untukmu.

" Terimakasih duhai lelakiku yang berbelah rambut kanan dengan pesona tampan. Untuk nikmat kopi malam ini." Begitu kataku untukmu saat itu.

Hening, semilir bayu malam menerpa dua jiwa dalam alunan kidung kasmaran. Temaram bulan tak lagi malu menampakkan cahaya hasrat yang geloranya makin tampak menggairahkan, jelaga malam menorehkan keinginan terpendam. Burung hantu menyaksikan, iri menatap dua pandang netra yang saling kasih dengan ketulusan.

Jangkar cinta tlah terlempar tepat pada sasaran. Tak ada penolakan, dupa asmara tlah ditiupkan. Wanginya memenuhi ruang hati yang rindu hirup kehangatan. Apalagi yang kuinginkan? Selain cinta dilabuhkan di dermaga hati yang menginginkan?

 




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline