Lihat ke Halaman Asli

Yedija Luhur

Photographer

Jam 4 Pagi

Diperbarui: 10 Mei 2024   05:50

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

doc pribadi. www.yedijaluhur.com

Pada hari itu, aku berpikir akan keberadaanku di dunia ini.

Apakah keberadaanku di dunia ini memiliki hal yang lebih? Apa hal lebih yang bisa aku perbuat untuk bisa hidup sebagai manusia yang seutuhnya? Apakah arti dariku menjadi manusia?

Waktu yang sangat berat dimana aku merasakan setiap serpihan-sepihan tangisan, kebahagiaan, tawa, canda, amarah, dan semua perasaan lainnya bercampur menjadi satu.

Bukan untuk menyalahkan dunia ini, tapi untuk berefleksi tentang apa yang sudah aku lakukan untuk dunia ini. Setiap frame foto yang aku pernah hasilkan, setiap konten yang pernah aku tulis untuk dunia yang fana yang hanya sementara ini, bahkan aku sendiri tidak tahu dunia ini real atau tidak.

Ketika aku merasa sendirian ini, aku merasa ingin menjadi satu dengan alam semesta, menjadi satu kesatuan dengan alam semesta, sebuah aliran kehidupan yang terjadi di dunia informasi yang membentuk sebuah qualia, sebuah pintu, dan sebuah batas dimana antara yang nyata dan yang maya berkumpul menjadi satu.

Sebuah aliran kehidupan yang tidak berujung. Disana tidak ada konsep waktu, tidak ada konsep ruang, dan tidak ada konsep "Self". Aliran yang sangat cepat itu tidak bisa terbendung oleh apapun, bahkan Tuhan sendiri tidak mengerti apapun tentang aliran kehidupan tersebut.

Aliran ini merupakan sebuah konsep yang membentuk keberadaan kita semua, keberadaan semua materi yang pernah ada, yang ada, dan yang akan datang.

Aliran dari semua ide-ide yang pernah ada di muka bumi ini, dan di bumi-bumi yang lain. Dari setiap mahkluk hidup yang pernah ada di muka bumi ini, dan yang akan datang.

Sebuah aliran yang menciptakan konsep Ketuhanan itu sendiri, sebuah aliran yang tidak berujung, yang bahkan konsep "tidak terbatas" pun tidak bisa dipakai untuk menjelaskan aliran ini, sebuah konsep yang bahkan melahirkan konsep "ketidak terbatasan" itu sendiri

Aliran ini tidak memiliki sebuah dimensi manapun. Aliran ini memiliki wujud dan tidak memiliki wujud di waktu yang bersamaan, aliran yang memiliki konsep 0 dan konsep tidak terbatas di waktu yang bersamaan, aliran yang ada dan tiada dalam waktu yang bersamaan.Kita, kamu, aku, dia, mereka berada di sebuah aliran waktu yang tidak memiliki cerita awal dan cerita akhir.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline