Lihat ke Halaman Asli

Putraku Santri Romantis

Diperbarui: 21 Oktober 2022   17:49

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

sumber foto: Kalderanews

Assalamualiakum Warrohmatullohi Wabarrokatuh.

Waahhh... ini sih namanya lama banget gak nulis di Kompasiana. Pas buka, eehhh nemu topik yang kebetulan aku sendiri mengalaminya. Namun, anakku seorang santri Madrasah Ibtidaiyah kelas 6. Bukan Santri yang mondok pesantren. 

Inginnya sih nanti di tingkat SMP dia bisa masuk pesantren biar tambah mandiri. Ehh tapi dia gak mau jauh-jauh dari Mamanya katanya dia gak bisa ninggalin Mamanya sampai selama itu. Akhirnya dia masih akan memilih sekolah Islam untuk melanjutkan ke jenjang berikutnya.

Dulu aku pernah mempunyai pandangan bahwa anakku akan mengikuti sekolah swasta Umum atau sekolah negri dengan harapan dia akan mudah dalam banyak hal terutama dalam hal pekerjaannya, kemandiriannya, pola pikirnya. 

Setelah menjalani Sekolah di Sekolah Madrasah Ibtidaiyah, Qodarulloh dalam jangka waktu 2 tahun saja aku banyak tertampar oleh sikap anakku sendiri. Ternyata yang aku butuhkan bukan kebutuhan dunia saja. 

Tapi setelah aku tiada nanti, mereka masih mengangkat tangan dan berbisik "Ya Allah,ampuni segala dosa Ibu dan Ayahku".  Pandanganku berubah, aku menginginkan anak-anak yang bisa mendo'akanku setiap hari ketika aku tiada nanti. Menjadi bekalku di Akhirat.

Karena pada dasarnya dia adalah anak yang unik, dia sering bertanya banyak hal padaku tentang segala hal. Berawal dari bertanya sebuah roket yang tak hancur menabrak lapisan pelindung bumi,sedangkan meteor akan hancur jika menabraknya. Hingga dia mengubah seluruh tujuanku, dan pandanganku melalui pemahamannya. 

Dia memperbaiki caraku berpakaian yang awalnya serba minim, hingga dia mengajariku banyak do'a yang digunakan sehari-hari. Tidak hanya itu, di usianya yang sekarng remaja, dia menghormati bahwa wanita harus dijaga dengan tidak sembarangan menyentuhnya. 

Dia menjagaku seperti memperhatikan apa yang aku lakukan berjaga-jaga aku masih pecicilan kali yeee (hehehehe...).  Aku yang dulu tidak peduli bersalaman dengan siapapun entah itu laki-laki atau perempuan, mendengar dia berkata seperti itu menjadi haru dan mulai tergusur,terjumpalik,gugulutukan harus mengimbangi ilmu agamanya walaupun aku sendiri harus belajar lagi.

Pernah sekali waktu saat hendak tidur, mungkin karena dia melihatku yang cukup lelah dengan pekerjaan rumahku sehingga aku yang kurang banyak tersenyum hari itu, dia datang dengan wajah lucunya dan berkata "apa persamaan Mama dan Bintang?". Aku yang heran kenapa dia tiba-tiba berbicara aneh. Lalu dia berkata lagi "Bintang menyinari dunia, Sedangkan Mama menyinari Aa". Eeeeaaaaaa....wkwkwkwkwkwkwkwk....... dengan bantal aku menimpuknya, sambil tertawa terkekeh bersama. Dia bilang, Mama dari pagi kurang ceria,jadi Aa gombalin Mama. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline