Lihat ke Halaman Asli

NieNie

Sekedar Berbagi

Phubbing yang Menggemaskan

Diperbarui: 28 November 2022   15:11

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

picture from faktualnews.co

Suatu hari saya dan teman-teman menyempatkan diri berkumpul dan berbagi cerita berbagai hal. Tidak banyak yang berkumpul saat itu, hanya kami berempat. 

Saat kami sedang asyik berdiskusi, salah satu teman saya malah asyik dengan gadget nya sendiri. Tadinya saya pikir mungkin dia harus membalas pesan penting, atau ada pekerjaan yang tidak bisa ditunda, atau harus mencari sesuatu yang penting, atau bahkan memfoto kegiatan kami yang biasa dilakukan banyak orang yang hobi foto. 

Tapi ternyata dia malah asyik dengan salah satu media sosialnya dan hanya bergulir melihat-lihat media sosialnya tanpa memperdulikan keberadaan kami.

Ada lagi kejadian lainnya. Saya sedang berkumpul dengan keluarga dan itupun hanya kami berlima. Salah satu saudara saya melakukan sama halnya dengan teman saya tadi. Sementara kami asyik mengobrol, saudara saya sibuk dengan gadget-nya dan asyik sendiri dengan media sosialnya. 

Dari peristiwa itu, saya kemudian mengenal istilah phubbing. Menurut beberapa sumber, phubbing ini sendiri adalah suatu perilaku yang asyik dengan gadget sendiri dan cenderung menjadi anti sosial saat berhadapan atau bertemu dengan orang lain.

Phubbing kemudian terasa "wajar" untuk diterima di era kekinian dimana gadget seperti lebih berperan dibandingkan etika. 

Saya membandingkan dengan etika disini karena saat kita berada di lingkungan sosial dimana kita berhadapan dengan orang lain secara langsung, ada nilai-nilai etika yang sebetulnya sangat perlu untuk dijaga. 

Namun alih-alih menjaga etika, kita malah lebih mementingkan melihat gadget, menyempatkan waktu selama mungkin dengan gadget tanpa menghargai waktu yang diluangkan bersama dengan orang lain.

Tidak dapat dipungkiri, memang terkadang topik pembicaraan yang tidak sesuai dengan kita membuat kita serasa ingin melarikan diri dari percakapan tersebut. 

Namun proses melarikan diri ini pun menurut saya juga harus dilakukan secara ber-etika dan sebetulnya disitulah tempatnya kita menerapkan kemampuan berkomunikasi. 

Kemampuan berkomunikasi disini adalah dimana kita mampu untuk masuk dan terlibat ke dalam topik percakapan, dan mampu mengarahkan pembicaraan jika diperlukan. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline