Lihat ke Halaman Asli

Ani Herlina S Pd

Pegiat Literasi Islam

Rentenir Gaya Baru, Menjerat Generasi Muda

Diperbarui: 14 Januari 2023   19:38

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Finansial. Sumber ilustrasi: PEXELS/Stevepb

Generasi milenial yang yang hidup di era digital saat ini, mereka diberikan banyak kemudahan dalam mengakses informasi dan juga berkomunikasi. Rata-rata generasi milenial di Indonesia menghabiskan waktunya dalam menggunakan internet lebih dari  tujuh jam dalam sehari. Hal ini pula yang mempengaruhi gaya hidup mereka berubah menjadi konsumtif. Dengan kehadiran internet mereka diberikan kemudahan untuk berbelanja, memesan makanan, memesan alat transportasi, bepergian, dll.

Kemudahan internet mendorong dunia bisnis pun melakukan banyak perubahan, hingga munculah perusahaan-perusahaan digital dan Star Up. Perusahaan tersebut memberi kemudahan pelayanan kepada masyarakat dalam memenuhi kebutuhan hidupnya, seperti dalam  berbelanja. E-comerce misalnya, memberikan banyak manfaat bagi kehidupan manusia. Biaya relatif lebih murah, hemat waktu, dan memberikan kemudahan juga dalam bertransaksi. Bermunculannya bisnis E-comerce, maka melahirkan produk keuangan digital, seperti paylater, e-money, dompet digital, digital bank, dll.

Produk keuangan digital seperti paylater misalnya, akhir-akhir ini, sangat diminati generasi muda dalam melakukan transaksi berbelanja. Mereka menjadi sasaran empuk renternir gaya baru, karena di usia mereka, cenderung keinginan memiliki suatu barang cukup besar karena tidak ingin ketinggalan tren, hal ini mendorong mereka memiliki gaya hidup konsumtif.

Paylater itu sendiri adalah metode pembayaran yang memungkinkan penggunanya untuk melakukan sistem pembelian dengan bayar di kemudian hari. Saat membeli sesuatu di platform, masyarakat diberikan kemudahan untuk mencicil pembayarannya sampai waktu yang ditentukan.

Banyak sekali generasi muda yang memanfaatkan layanan paylater ini sebagai alat transaksi  dalam berbelanja, karena mereka diberikan kelonggaran dalam pembayaran saat membeli suatu barang yang diinginkan. Namun, tanpa disadari, banyak dari mereka yang terjebak tumpukan hutang di kemudian hari. Hal ini akan menimbulkan masalah pada keuangan mereka, karena sistem pembayaran paylater tidak berbeda jauh dengan sistem pembayaran yang menggunakan kartu kredit konvensional.

Kemudahan membeli barang dengan pelayanan paylater membuat generasi muda terjebak gaya hidup konsumerisme dan juga hedonisme, karena membeli barang bukan sesuai kebutuhan, tapi sesuai apa yang mereka inginkan. Proses pendaftaran yang mudah dan dilakukan secara online, tawaran bunga rendah, tanpa syarat adanya penghasilan, dan banyak kemudahan-kemudahan lain yang ditawarkan, membuat mereka terjerat mangsa renternir gaya baru.

Dikutif dari digitalbank.id-bahwa generasi muda saat ini lebih senang menggunakan paylater saat berbelanja dibandingkan menggunakankartu kredit.  Hal ini berdasarkan riset Kadata Insigt center (KIC ) yang bertajuk "Survei Prilaku Keuangan Generasi Milenial dan Gen Z" mengungkapkan bahwa kalangan generasi muda sangat meminati paylater dalam transaksi berbelanja. Dari hasil riset KIC pada 5.204 responden secara online, sebanyak 16,5% generasi milinelial menggunakan paylater sedangkan sebanyak  9,7 % adalah Gen Z.

Jika orang tua kita dahulu sangat berhati-hati dalam berhutang, kecuali untuk kebutuhan yang mendesak, namun generasi muda saat ini, mereka sepertinya tidak takut lagi untuk menumpuk banyak hutang, asal keinginan mereka tercapai.

Sikap konsumtif yang menjerat generasi muda tentu akan berbahaya jika mereka dibiarkan, selain menjadi sasaran empuk reternir gaya baru, mereka tidak mampu mengelola keuangan dengan baik, karena uang yang mereka hasilkan dihabiskan demi mengejar kepuasan. Kebanyakan barang yang mereka beli  bukan barang yang benar-benar mereka butuhkan, tetapi sekedar mengikuti tren, yang ujungnya malah mubazir, menumpuk sampah, dan banyak kerugian-kerugian lainnya yang memiliki dampak besar di kemudian hari.

Gaya hidup konsumtif bisa diubah jika punya keinginan yang kuat. Punya pengendalian diri yang kuat sangat penting agar tidak terjebak gaya hidup konsumerisme dan hedonisme. Lingkungan pergaulan harus diubah, jika tidak ingin terjebak gaya hidup konsumtif . Bijaklah dalam mengelola keuangan, membeli barang yang benar-benar dibutuhkan, kurangi stalking di Mall atau online shop. Jangan biasakan berhutang, biasakan menabung jika ingin membeli barang yang diprioritaskan. Gaya hidup minimalis bisa diterapkan untuk yang tidak ingin boros dan berlebihan.

Sistem Hidup Sesuai Islam Menjauhkan Kita dari Jebakan Hutang

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline