Sudah menjadi kebiasaan, dan sepertinya akan selalu menjadi agenda penting saya di setiap awal tahun ajaran baru, untuk ngobrol-ngobrol seputar belajar, matematika, dan apa saja yang akan dilakukan dalam pembelajaran antara saya dan murid-murid saya.
Tahun ini saya mengajar dua mata pelajaran berbeda, yaitu matematika dan kimia. Saya mengajar matematika di kelas XII Akuntansi dan Administrasi Perkantoran, dan mengajar kimia di kelas TKJ dan RPL . Sekarang saya mau cerita pertemuan pertama di kelas matematika saya. Ini adalah pertama kalinya saya bertemu mereka di kelas matematika.
Di awal pertemuan saya di setiap kelas itu, saya meminta beberapa anak untuk bercerita tentang pengalamannya selama ini dengan matematika dan pembelajarannya. Mereka saya bebaskan untuk bercerita apa saja tentang hal itu. Mau curhat, mengeluarkan unek-unek, termasuk mengungkapkan harapan-harapannya untuk pembelajaran matematika dengan saya ke depannya.
Sesuai dugaan saya, hampir sebagian besar dari anak yang berbicara, mengeluarkan unek-unek tentang kesulitan-kesulitan yang mereka temui ketika belajar matematika. Ada yang mengatakan kesulitan karena harus menghafal rumus, kesulitan memahami materi, penjelasan guru yang tidak dimengerti, sampai mengeluhkan prilaku guru yang tidak sesuai harapan, seperti guru yang galak, sering ga masuk kelas, menjelaskan materi terlalu cepat, atau suara guru yang terdengar pelan sehingga penjelasannya tidak bisa dipahami dengan baik. Hmmm… saya termasuk guru yang mana nih?
Seperti kondisi kelas pada umumnya, beberapa kelas terlihat ramai dengan siswa-siswa yang aktif, sementara di kelas yang lain saya menemukan kelas yang sepi, hanya satu dua yang mau berbicara, itupun setelah menunggu beberapa lama. Terus terang, saya paling merasa kesulitan nih kalau menghadapi kelas seperti ini. Saya harus sedikit ekstra memberikan rangsangan untuk kelas ini.
Sebagai langkah awal untuk memberikan sedikit motivasi saya sedikit bercerita untuk mereka. Apa yang saya sampaikan ini adalah hasil pemikiran spontan saya. Jadi, kalau terkesan seadanya atau isinya biasa-biasa saja harap maklum ^_^.
Kurang lebih inilah isi cerita saya di kelas pertama itu.
Setidaknya ada 3 faktor yang bisa menentukan keberhasilan pembelajaran matematika di dalam kelas. Ketiga faktor itu adalah, pertama adalah faktor intrinsik. Faktor instrinsik ini adalah faktor-faktor yang ada di dalam diri masing-masing individu. Yang termasuk faktor intrinsik itu diantaranya adalah potensi atau kemampuan individu, motivasi, termasuk juga semangat, etos kerja masing-masing.
Yang mengontrol faktor intrinsik ini sepenuhnya berada di tangan individu masing-masing. Jadi, kalau seseorang mengalami kesulitan dalam pembelajaran karena dia selalu merasa malas untuk belajar atau mengulangi pelajarannya, selamat bersenang-senanglah dia dengan kemalasannya yang dipelihara itu! Atau ketika seseorang selalu tidak memiliki motivasi dan semangat untuk melakukan sesuatu dalam proses belajarnya karena keengganannya untuk bekerja giat misalnya, dia sendirilah yang harus bertanggungjawab dengan keadaannya itu.
Adapun dengan potensi individu yang dimiliki oleh masing-masing orang yang tentunya berbeda, saya dengan tegas mengatakan bahwa secara umum semuanya memiliki potensi atau kemampuan untuk bisa mempelajari matematika. Walaupun tentu saja potensi yang dimilikinya itu bisa berbeda antara yang satu dengan yang yang lainnya. Yang sering terjadi selama ini adalah, seringkali seseorang membandingkan kemampuan dirinya dengan yang lain, sehingga dia cenderung putus asa sebelum melakukan sesuatu, ketika merasa bahwa dia tidak bisa menerima pelajaran dengan baik sementara yang lain bisa. Padahal yang semestinya dilakukan adalah mengikuti irama dan kecepatan belajarnya sendiri, dan tidak berhenti sebelum apa yang dipelajari itu bisa dikuasai dengan baik.
Faktor berikutnya yang saya jelaskan adalah faktor ekstrinsik, yaitu faktor yang berpengaruh tetapi berasal dari luar individu. Yang termasuk faktor ekstrinsik ini diantaranya adalah lingkungan dan guru/ pengajarnya. Yang termasuk lingkungan diataranya adalah, kondisi teman-teman di kelas kelas apakah selalu kompak, penuh semangat, saling mendukung, dan sebagainya, atau malah sebaliknya. Termasuk pula kondisi fisik lingkungan kelas atau sekolah pada umumnya, apakah nyaman atau tidak, dsb. Faktor ekstrinsik yang ini tentunya bisa dikontrol atau diusahakan terutama untuk bisa menunjang perkembangan faktor intrinsik.