Lihat ke Halaman Asli

Semakin Jelas, Mana Hitam, Mana Putih

Diperbarui: 26 Juni 2015   08:23

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Kepiawaian seseorang dalam berbicara tentu dapat memikat siapa saja yang mendengarnya, apalagi jika kita baru kali pertama mendengar dari orang yang piawai berbicara. Mengapa demikian, karena naluri (pendengaran) kita suka akan sesuatu yang indah.

Tetapi kepiawaian ini akan menjadi lain jika hal tersebut dikaitkan dengan kepentingan sang pembicara, terutama menyangkut kekuasaan (politik). Pencitraan atau apalah tidak terlalu penting, tetapi kepiawaian berbicara akan menjadi masalah besar manakala yang keluar dari mulut hanya sekadar suara (bicara).

Itulah sebabnya SBY selama ini sudah kenyang dengan pepesan kosong (mengeluh lagi....) dan komitmen-komitmen gombal.

Sederhananya, SBY sedang menuai apa yang selama ini telah ditanamnya.

Kebanyakan rakyat tidak pernah mengeluh atas pepesan kosong yang selama ini dijanjikan SBY, rakyat tetap berangkat pagi buta jam 4 pagi, pulang jam 5sore untuk mencari nafkah. Rakyat tetap berupaya sendiri memenuhi kebutuhan hidupnya, meskipun pemerintah tak sanggup mengendalikan harga. Rakyat tetap berjibaku mengais rezeki di tumpukan sampah, meskipun tiap hari mereka mendengar omongan sampah dari wakil-wakilnya.

Karena rakyat tahu menempatkan diri, maka rakyat tetap PUTIH.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline