Berhari-hari PDIP heboh sendiri soal poster dan spanduk rontek kampanye Jokowi yang berkostum Raja yang disebar di berbagai daerah di Jawa Tengah.
Heboh sekali dan meminta perhatian public. Malah pake nuduh-nuduh ada sabotase lah, ada kampanye hitam lah dan sebagainya. Ini benar-benar membuat masyarakat resah. Benarkah ada kampanye hitam untuk Jokowi? Benarkah separah ini pertarungan pilpres 2019?
Fakta yang ada tercatat bahwa jumlah APK (Alat Peraga Kampanye) yang bergambar Jokowi berpakaian Raja sebanyak 85 ribu buah dalam bentuk poster, spanduk dan stiker mobil. Nilainya mungkin mencapai sekitar Rp. 4 Milyar.
Pemasangan poster dan lainnya dilakukan di tempat ramai. Apalagi pemasangan stiker-stiker di angkot-angkot di Boyolali dan sekitarnya. Minimal butuh belasan jam dan rentang waktu terang benderang (siang hari) untuk memasang stiker mobil di puluhan angkot-angkot di Boyolali. Belum lagi poster-poster dan spanduk. Tidak mungkin itu dilakukan hanya dalam 1-2 hari. Pasti lebih dari itu.
Dari 2 fakta tersebut saja sungguh tidak masuk akal bila ada tuduhan bahwa yang memasang Alat Peraga Kampanye adalah kubu lawan.
Goblok sekali kalau lawan sampai mengeluarkan uang "Rp. 4 Milyar dan mengerahkan puluhan orang di siang hari selama 2 hari untuk memasang alat-alat kampanye tersebut. Pasti akan ketahuan dong yang masang siapa saja.
Tahun 2014 saat pilpres lalu memang ada Black Campaing untuk Jokowi. Ribuan tabloid/majalah mini disebar serentak pada saat subuh hari di berbagai masjid oleh orang-orang tak dikenal.
Ribuan tabloid yang berisi fitnah kepada Jokowi disebar subuh-subuh di berbagai masjid hanya butuh beberapa menit untuk menaruhnya di masjid-masjid. Kemudian pelaku langsung menghilang.
Meskipun demikian akhirnya ketahuan juga dan diproses hukum. Yang melakukannya orang yang bekerja di Kantor Kepresidenan SBY. Bukan kader Demokrat apalagi kader Gerindra ataupun PKS. Hanya seorang Hater PDIP saja.
Yang seperti itu memang merupakan Black Campaign. Tetapi kalau poster, stiker Raja Jokowi disebut sebagai Black Campaign sementara barang-barang itu dipasang terang-terangan dan berhari-hari tentu saja yang menuduh hal itu sebagai Black Campaign tidak mampu berlogika sama sekali. Hanya mengada-ada dan pasti ditertawakan oleh masyarakat luas.
Tuduhan lucu itu bukannya tidak direspon oleh Tim Kampanye Prabowo. Direspon dan dibantah dengan mengatakan tidak masuk akal Tim Prabowo bertindak bodoh seperti itu. Mau-maunya mengeluarkan uang banyak dan memasang kampanye untuk Jokowi sementara kampanye Prabowo saja sangat butuh tambahan dana.