Dari judul ini pasti menggelitik siapa saja baik pendukung Jokowi maupun pendukung Prabowo. Tapi yang pasti pendukung Prabowo senyum-senyum membacanya sementara pendukung Jokowi melintir-melintir kumisnya menahan kesel. Hihihi.
Judul di atas hanya mengkritisi cara berkampanye Jokowi. Sekali lagi momennya tidak pas. Yang pertama momen iklan itu berhimpitan waktu dengan masa kampanye Pilpres dan yang kedua kalau ingin menonjolkan sebuah prestasi hendaknya diperhatikan juga kondisi dan fakta-fakta di lapangan.
Adalah suatu ironi bila kita sudah membangun bendungan-bendungan hebat tetapi faktanya petani kita tidak mampu berproduksi sesuai dengan yang diharapkan ataupun mampu memproduksi tetapi tidak mampu bersaing di pasar dalam negeri. Sangat miris tentunya.
Harus selalu diingat bahwa Ujung-ujungnya Prestasi sebuah Pemerintahan adalah membawa kemakmuran pada rakyatnya. Atau minimal membantu rakyatnya agar tidak menderita dalam kemiskinannya.
Lebih penting mana puluhan ruas jalan tol yang mulus-mulus atau ketersediaan pangan yang cukup dan terjangkau buat rakyat?
Itu hanya satu pertanyaan dari belasan pertanyaan yang menyentuh substansi bahwa Jokowi salah menempatkan skala prioritas dari membangun bangsa ini.
Momennya saat ini adalah rakyat butuh sembako murah, jaminan kesehatan dan murahnya pendidikan. Coba kalau 3 hal itu yang dikejar Jokowi dalam pemerintahannya tentu sangat sedikit suara-suara sumbang untuk pemerintah.
Bahkan mungkin taggar #2019GantiPresiden tidak laku dijual.
Mengapa tagar itu laku dijual karena faktanya memang masyarakat luas saat ini sedang susah. Daya beli mereka turun drastic gara-gara semua subsidi dihapus. Subsidi BBM dihapus, subsidi listrik dihapus ya sudah pasti harga barang akan naik.
Belum cukup itu US Dollar juga naik. Apa tidak semakin tinggi inflasi? Apa tidak semakin berkurang daya beli?
Kembali lagi ke Iklan Bendungan di Bioskop-bioskop. Ya terserah Jokowi saja mau Kopig dan tetap bertahan menayangkannya. Kalau saya bilang sih selain itu mencederai masa kontestasi Pilpres karena cenderung dianggap kampanye sebelum waktunya, di sisi lain kondisi di lapangan dengan ketersediaan beras yang terjangkau adalah ironi dari iklan kemegahan bendungan-bendungan tersebut.