Tanggal 15 Februari 2017 tinggal 4 hari lagi. Dari seluruh Pilkada serentak yang dilaksanakan tidak bisa dibantah bahwa memang Pilgub DKI yang paling menjadi perhatian publik.
Saya sendiri sudah memantau dan memprediksi sejak awal untuk hasil Pilgub DKI 2017 ini. Pada awal desember 2016 prediksi saya Putaran Pertama Pilgub DKI sudah saya buat catatannya. Pada waktu itu memang mengacu pada Survey Elektabilitas yang dirilis beberapa lembaga survey yang saya percaya.
Sebagai catatan sebelumnya bahwa sejak ketiga Paslon secara resmi telah ditetapkan oleh KPU DKI sebagai Paslon yang akan bertanding, saat itu juga sudah nyata terlihat Elektabilitas Petahana (Ahok) hanya berada di sekitar angka 39%.
Rentang sebulan kemudian terjadi kejutan dimana Elektabilitas Paslon nomor urut 1 mampu melalui Ahok. Pada saat itu dalam perhitungan pribadi saya sudah menulis ada angka-angka sebagai berikut :
1.AHY-Sylvi – 36%, 2.Ahok-Djarot -34% dan 3.Anies-Sandi – 30%. Tentu saja ini masih hitung-hitungan kasar.
Perjalanan selanjutnya terjadilah Aksi Damai 411. Aksi ini jelas memukul keras Elektabilitas Ahok. Dan pada saat itu (kira-kira pertengahan November 2016) perhitungan kasar saya untuk hasil pilgub DKI 2017 kurang lebih :
[Prediksi Pertama] 1.AHY-Sylvi – 38%, 2.Ahok-Djarot -28% dan 3.Anies-Sandi – 34%.
Catatan ini yang pertama yang saya anggap mulai mendekati fix.
Tetapi selanjutnya terjadi peristiwa mengejutkan (Dramatis) di Pengadilan Negeri Jakarta Utara. Ahok menangis tersedu-sedu dalam sidangnya. Ini jelas membuat masyarakat luas simpati dan ini memang merubah Elektabilitas Ahok.
Prediksi saya pada waktu itu harus dirubah. Karena peristiwa Ahok Mewek di Pengadilan saya sudah memastikan prediksi saya untuk Pilgub DKI 2017 pada awal Desember 2016 sebagai berikut :
[Prediksi Kedua] 1.AHY-Sylvi – 36%, 2.Ahok-Djarot -30% dan 3.Anies-Sandi – 34%.