Lihat ke Halaman Asli

Gara-gara Pilgub DKI, Yunarto Wijaya "Membakar Dapurnya" Sendiri

Diperbarui: 6 Februari 2017   04:59

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

sumber foto: republika.co.id

Yunarto Wijaya (tadinya)  adalah salah satu pengamat politik muda berbakat di mata saya. Analisanya cukup tajam mendekati ketajaman analisa Hanta Yuda maupun Burhanudin Muhtadi.

Tadinya di mata saya Yunarto terkesan memiliki nasionalisme dan kebangsaan yang tinggi. Tadinya juga dimata saya dia selalu memposisikan dirinya di pihak yang netral. Itulah sebabnya namanya cepat naik daun. Dia juga punya Lembaga Survey Charta Politica yang pada Pilpres 2014 lalu membuat survey-survey yang bagus hasilnya.

Sampai dengan Februari 2016, Yunarto masih merupakan Pengamat Politik yang lumayan bagus pengamatannya.  Ketika itu dia ditanya media tentang fenomena Teman Ahok. Dan dia menjawabnya bahwa Ahok sedang melakukan kosmetika politik.  Teman Ahok adalah alat tawar politik dari Ahok.  Itulah pengamatan cerdas terakhir dari Yunarto Wijaya.

Setelah itu saya tidak tahu apa saja kegiatannya. Dan saya dengar dia mulai akrab dengan Charles Honoris, salah satu tangan kanan Ketua Umum PDIP, Megawati.

Foto diatas adalah foto yang diambil pada saat terjadinya Demo 411. Rupanya Charles Honoris, Edy Prasetyo, Yunarto (Toto) Widjaya dan Ahok memantau Aksi 411 melalui televise.

Ada Edy Prasetyo, Politisi PDIP  di foto tersebut membuat saya teringat bahwa Ketua DPRD DKI tersebut sempat berkali-kali dimintai keterangannya oleh KPK Jilid 4 terkait Skandal Reklamasi.  Disebut-sebut ada  beberapa pertemuan antara Edy Prasetyo  dengan Aquan, Bos Agung Sedayu di rumah Aquan.

Skandal Reklamasi itu memang unik.  Pada saat OTT M.Sanusi KPK menyebut ada Rp.2 Milyar yang diterima Sanusi dari Agung Podomoro dan Agung Sedayu. Wakil Ketua KPK  La Ode sempat menyebut Kasus itu sebagai Grand Corruption.

Tetapi selanjutnya keterangan itu berubah. Rp. 2 Milyar itu diralat menjadi dari Agung Podomoro saja. Oleh sebab itu pihak Agung Sedayu tidak ada yang terlibat dan Kasus Grand Corruption itu hanya menghasilkan 2 TSK  saja yaitu M.Sanusi dan Ariesman Wijaya.  Sementara Aquan dan Eddy Prasetyo dianggap tidak terkait.  KPK Jilid 4 memang Mantap kan? Hahahahaa

Selanjutnya tentang Charles Honoris.  Politisi PDIP  yang akrab dengan Ahok ini cukup berpengaruh ke Megawati. Ketika sekitar 80% kader PDIP DKI memusuhi Ahok dan tidak ingin Ahok bersama Djarot lagi, Charles Honoris dan Edy Prasetyo bergerilya. Dan hasilnya, akhirnya PDIP memutuskan mendukung Ahok sebagai Cagub DKI pilihannya bersama Djarot. Begitulah cerita  setahun yang lalu.

Sekarang kita bicara khusus tentang Yunarto Wijaya.

Yunarto bersama Charta Politicanya naik daun paska Pilpres 2014. Setelah itu Yunarto sering tampil di televisi dan mulai terkenal.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline