Lihat ke Halaman Asli

Angly M Sae

Guru dan Penulis

Bagaimana Judul Artikel Opini yang Baik?

Diperbarui: 10 Februari 2023   13:50

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

"Bagaimana baiknya judul sebuah artikel opini?" Kalimat tersebut sering diperbincangkan dalam menyusun artikel opini. Tidak dapat dipungkiri bahwa dalam teks opini, efektivitas judul menjadi sangat penting karena berkaitan erat dengan minat pembaca. Paling tidak, judul yang baik dan menarik akan lebih banyak dilirik. Meskipun demikian, baik dan menarik saja tidak cukup. Harusnya baik, menarik, dan benar secara etika dan tentunya tidak menyalahi aturan yang berlaku.

Bagi penulis tertentu, akan sangat sulit menemukan judul artikel opini, justru lebih mudah membuat isinya ketimbang judul. Pertimbangannya banyak, yang paling sering adalah bagaimana  judul yang paling menggambarkan isi? Bagaimana judul yang menarik agar menarik minat pembaca? Beberapa hal yang perlu diperhatikan untuk menjawab hal tersebut adalah perlu adanya pemahaman yang benar bagaimana membuat judul. Sebenarnya judul artikel opini tidak begitu ketat diatur. Akan tetapi, perlu memperhatikan beberapa hal:

Judul mestinya singkat.

Judul artikel opini pada umumnya tidak lebih dari 20 kata. Apalagi judul artikel opini, semakin singkat asal menggambarkan keseluruhan isi dan menggelitik saja sudah cukup.

Menggambarkan masalah

Menggambarkan masalah berarti judulnya menggambarkan isi artikel opini. Judul mestinya memberikan gambaran kepada pembaca tentang isi artikel opini. Dalam sebuah artikel opini (tentunya juga jenis artikel yang lain), hal yang pertama diakses oleh pembaca adalah judul artikelnya. Oleh sebab itu, judul mestinya menggambarkan isi artikel, hal ini penting agar pembaca memahami apa yang akan dibaca. Paling tidak, jika artikelnya tidak sesuai dengan minatnya atau topik yang pembaca cari, pembaca tidak perlu membuang-buang waktunya untuk membaca artikel kita.

Menimbulkan rasa penasaran

Sebenarnya poin ini simple saja. Jika artikel opininya mau dibaca --paling tidak dilirik-- maka judulnya mesti menimbulkan rasa penasaran jika dibaca. Akan tetapi jika jumlah pembaca tidak penting bagi penulis, baiknya hal ini tidak perlu dihiraukan. Tetapi jika demikian, apa gunanya artikel opini ditulis jika tidak untuk menjangkau banyak pembaca?

Judul yang provokatif 

Jenis judul provokatif biasanya digunakan untuk menekankan suatu topik bahasan yang "hot" dengan penyampaian opini yang "hot" juga. Biasanya judul yang provokatif banyak ditemukan di media-media independen seperti Tempo. Misalnya judul di majalah Tempo: Gerilya Tiga Periode; Panas-dingin karena Anies; dan Perang Tambang Para Jenderal. Judul-judul seperti itu sangat provokatif, akan tetapi, menarik untuk dibaca isinya kan? Judul yang provokatif digunakan dengan tujuan untuk menarik minat pembaca. Akan tetapi, judul yang provokatif bukan berarti menyalahi aturan. Harus ada etika dan nilai-nilai moral yang dikedepankan. Hanya sebatas bentuk utak-atik gaya bahasa agar menarik minat pembaca.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline