Lihat ke Halaman Asli

Angly M Sae

Guru dan Penulis

Penilaian Berbasis Proyek Menuju Universal Literacy and Numeracy

Diperbarui: 22 Januari 2023   16:47

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber: Dokumen pribadi

Sustainable Development Goals (SDGs) menjadi target pencapaian pembangunan global yang telah dicanangkan oleh 193 negara di dunia, termasuk Indonesia yang berlaku sejak tahun 2016. Tujuan pembangunan berkelanjutan terdiri dari 17 tujuan dan 169 target yang akan dicapai --harusnya-- pada tahun 2030. Secara spesifik, tujuan dalam bidang pendidikan diatur pada tujuan ke-4 mengenai pendidikan bermutu. Pendidikan bermutu memuat 10 target dan 11 indikator capaian. Salah satu targetnya adalah universal literacy and numeracy. Indikator pencapaian dari target tersebut adalah pada tahun 2030 semua remaja dan sebagian orang dewasa, baik perempuan maupun laki-laki memiliki kemampuan literasi dan numerasi yang baik.

Pencapaian target universal literacy and numeracy menurut UNESCO adalah ketika siswa memiliki kemampuan untuk mengidentifikasi, memahami, menafsirkan, menciptakan, berkomunikasi, dan menghitung menggunakan bahan cetak dan tertulis yang berkaitan dengan berbagai konteks.

Hal yang dapat dilakukan misalnya pada penilaian berbasis proyek. Misalnya guru membuat suatu proyek penulisan buku bagi siswa di sekolah. Guru dapat merancang projek penulisan buku yang mengakomodir pembelajaran literasi dan numerasi secara simultan dengan pembelajaran interdisiplin antar berbagai bidang ilmu. Pada projek yang sama, guru dapat menentukan suatu topik atau fenomena yang menjadi tema penulisan buku yang kemudian dikaji dari berbagai aspek atau berbagai sudat pandang ilmu pengetahuan. Perlu dipastikan bahwa dalam proyek tersebut telah terakomodir pengembangan literasi dan numerasi anak.

Beranjak dari proyek tersebut, siswa dapat belajar membentuk karakternya. Karakter dapat terbentuk selama proses pengerjaan proyek. Suatu kesatuan yang mengkondisikan pembelajaran tanpa adanya sekat antar aspek, melainkan menghadirkan suatu pembelajaran yang utuh. Hal ini diharapkan mampu mendongkrak kemampuan literasi dan numerasi di Indonesia.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline