Kerja dari rumah memberikan kenyamanan, apalagi dapat bekerja dari mana saja. Semenjak Covid-19 melanda seantero dunia, semua aktivitas di kantor dibatasi. Akan tetapi, aktivitas-aktivitas esensial tentu harus berjalan, seperti aktivitas di ranah pendidikan. Tentunya tidak dari sekolah, tetapi dari rumah. Hal ini terjadi di berbagai daerah, termasuk di Labuan Bajo. Baik guru maupun siswa, sama-sama beraktivitas dari rumah.
Fenomena ini kemudian dikenal dengan istilah Work from Home (WFH) lalu berkembang menjadi Work From Anywhere (WFA). Istilah ini lebih mengena pada kelompok pekerja. Jika disematkan pada dunia pendidikan maka WFH atau WFA lebih mengena pada pengajar dan tenaga kependidikan.
Di sekolah, mengajar dan belajar adalah rutinitas. Semasa Covid-19, tugas guru untuk mengajar dilakukan dari rumah atau WFH. Bagi saya sebagai guru, mengajar dari rumah atau dari mana saja memberikan kenyamanan. Kondisi ini semakin menyenangkan jika WFH atau WFA dilakukan di daerah wisata seperti Labuan Bajo.
Kerja sembari menikmati kopi di halaman rumah yang asri atau mengajar sembari menikmati ketenangan ruang kerja. Apalagi mengajar di tempat-tempat wisata alam di Labuan Bajo (asal ada koneksi internet). Di Labuan Bajo, bekerja sambil berlibur adalah kalimat yang tepat untuk mendeskripsikan kondisi pekerja di Labuan Bajo. Utamanya jika pekerjanya adalah anak muda yang cenderung memiliki kebutuhan healing yang tinggi.
Bekerja di Labuan Bajo (ataupun tempat lain yang memberi kenyamanan bagi pekerja) memberikan situasi kerja yang santai dan menyenangkan. Hal tersebut berbeda dengan kondisi di kantor yang cenderung kaku. Bagi kaum muda, WFH atau WFA lebih baik untuk mendukung kinerja. Paling tidak, pekerjaan dilakukan dengan sukacita. Jika pekerjaan dilakukan dengan sukacita, tentu hasilnya akan mengikuti.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H