Tahu kan tentang isu maraknya kejahatan yang tiba-tiba menghilang di kampung Kamposiana? Iya itu! Itu terjadi sejak pertemuan antara Ben dan Nero yang ternyata telah saling hohohihe dan hihihoho, cipika dan cipiki.
Ini membuat masyarakat kampung Kamposiana jadi bertanya-tanya. Kok ya ada kejahatan bisa hilang akibat terjadinya cinta dua anak manusia yang tidak jelas dari mana asalnya, dimana terjadinya, kapan mulainya. Pokoknya semua bisa menjadi pertanyaan.
Karena masyarakat kampung Kamposiana kebanyakan orang-orang yang suka ngobrol online bahkan nulis-nulis acak. Jadilah, media Kamposiana jadi heboh! Muncul banyak tulisan yang gak jelas juntrungannya. Apalagi komentarnya! Mulai dari yang abal-abal, model KW sampai sampah tiba-tiba nongol begitu saja. Sampai-sampai cerita si Ben sendiri malah ngilang seperti banyak kasus yang sesaat lalu ngilang.
Ada beberapa warga yang meneruskan penasarannya. Mereka mulai mencari-cari hubungan antara jempol setan, kematian ki Amat, ki Pleyun, Ki Samat dengan cerita hubungan Ben dan Nero. Ya susah lah! Nyambung aja belum tentu, kok tiba-tiba berhubungan. Mesra-mesraan lagi kayak mimi lan mintuno... waduh ini siapa lagi ya? #pusing
Ada dua jomblo yang sebenernya guanteng-guanteng tapi bukan Sri galau. Ketemu sama Sri saja belum berani kok, beraninya cuma rasan-rasan eh ngomongin di belakang saja, ya kadang di belakang sekolah, kadang di belakang gardu poskamling, kadang juga di belakang warung mpok Ijah yang remang-remang karena memang jualan lilin.
Mereka adalah Bono dan Benu. Mereka ini mencoba merangkai semua kejadian untuk mengambil kesimpulan. Hanya saja mereka lupa naruh di mana tuh yang namanya kesimpulan.
"Bon, kamu merasa aneh gak dengan Ben dan Nero?"
"Iya. Aneh."
"Kok bisa mereka menjalin asmara, padahal di sini kan gak ada asrama?"
"Betul"
"Kemarin aku ketemu sama Mpok Atik, katanya semua ini gara-gara jempol setan?"