Lihat ke Halaman Asli

Satu Jam Bersama Om August Parengkuan

Diperbarui: 25 Juni 2015   07:32

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

August Parengkuan

Jika anda sering membaca koran kompas, anda mungkin merasa familiar dengan nama yang satu ini, August Parengkuan. Pada bagian rubrik OPINI biasanya terdapat nama beliau di sebelah sisi kiri bawah, yang tercantum sebagai berikut "Redaktur Senior: August Parengkuan". Ya, semua tahu tentang beliau. Selain namanya yang sudah tersohor, beliau ternyata juga sangat rendah hati. Beberapa saat yang lalu, beliau bersedia memberikan waktunya untuk berbincang seputar jurnalistik dengan saya. Kami membahas jurnalistik dalam berbagai bidang yang beragam. Salah satunya adalah menjadi wartawan. Seorang wartawan yang baik harus memiliki etika sopan santun dan ramah terhadap semua orang di sekitar. Hal ini membantu para wartawan dan wartawati untuk melakukan pekerjaannya dalam mewawancarai narasumber. Dengan banyak bergaul, mereka dapat memiliki koneksi dan hubungan yang baik sehingga tercipta keakraban dengan narasumber yang dibutuhkan. Selain itu, para wartawan juga harus aktif dalam mencari data dan mengetahui peristiwa-peristiwa terbaru. "Menjadi seorang wartawan itu mengasyikkan. Kita harus professional dalam melakukan pekerjaan, dan harus siap dalam keadaan apapun" katanya. Dalam profesi ini, seseorang diharapkan siap dalam keadaan apapun karena banyak peristiwa-peristiwa tidak terduga yang terjadi mengenai suatu hal. Contoh: seorang wartawan harus siap jika terjadi kebakaran di suatu tempat untuk mendapatkan informasi selengkap-lengkapnya. "Istilahnya ya, seorang wartawan harus siap terjun ke lapangan" ujarnya. Ternyata, pemikiran seseorang yang berpendapat bahwa suatu karangan yang panjang itu lebih baik=salah besar! Karena, dalam menulis artikel yang baik juga memiliki aturan tertentu. Atrikel harus aktual, singkat, detail dan jelas, mendalam dan dilengkapi data-data. Kita bisa membuat beberapa hal ini menjadi hal yang menarik, yang tentunya dilengkapi dengan menguasai 5W+1H (what, where, when, who, why, how) dalam penulisan. Untuk menjadi seorang jurnalis tidak harus mengambil jurusan tertentu dalam perguruan tinggi. Hanya dibutuhkan kemauan dalam diri untuk menjadi profesional dalam bekerja. Semua orang juga bisa mejadi jurnalis tidak pandang bulu. Dalam menjadi wartawan, suatu media juga tidak membedakan antara orang yang terkenal dengan orang baru. "Seseorang menjadi terkenal karena ia selalu berusaha memperbaiki dan tidak mudah putus asa walaupun ia telah gagal" hal ini dapat menjadi inspirasi bagi kita semua karena bakat menulispun dapat timbul dari dalam diri sendiri. Selamat mencoba!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline