Lihat ke Halaman Asli

Lukisan Pagi

Diperbarui: 25 Juni 2015   03:07

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Matahari selalu meyakinkan kita
bahwa untuk setiap malam gulita dan panjang
pasti menyimpan titik terang di ujungnya.
Pagi yang berbeda dari satu waktu ke lain waktu
tetapi ada rasa syukur yang sama, ialah kehangatan
genggaman tanganmu pada celah jemariku
menautkan rindu pada satu kecupan.

Gerimis kadang datang
tetapi itu akan membahagiakan ladang bunga
saat kugunting pelangi untuk pita rambutmu
dan bidadari tak dapat turun ke bumi karenanya.
Kamulah pemandangan indahnya
sedang senyumanmu lebih abadi dari pagi.

Di rebak rambutmu, kucium semerbak melati
tiap kali kusibak helainya, aku menemukan wajahmu
manja berbisik pada angin. Akulah bidadari itu.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline