Lihat ke Halaman Asli

Anggun Widianingrum

Mahasiswa Psikologi Islam Universitas Islam Negeri Imam Bonjol Padang

Kasus Ditemukannya 67 DNA pada Tubuh Anak Perempuan Berusia 8 Tahun Ditinjau dari Aspek Psikologi

Diperbarui: 14 Juni 2023   03:00

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Parenting. Sumber ilustrasi: Freepik

Seorang anak berusia 8 tahun diperbatasan Amerika Serikat dan Meksiko ditemukan 67 DNA yang berbeda didalam tubuhnya.

Kejadian ini sudah terjadi 2 tahun yang lalu dan kembali ramai diperbincangkan warganet lewat unggahan akun tiktok (familyutopia11.11).

Seorang politikus asal Amerika Serikat Karl Lake juga mengunggah sebuah twitter. Unggahan tersebut sudah mendapatkan lebih dari 3,3 juta tayangan di twitter. (@karl Lake)

Dalam video tersebut menjelaskan seorang anak diselamatkan diperbatasan dan dibawa ke rumah sakit untuk pemeriksaan dokter. Dalam pemeriksaan, ternyata ditemukan DNA 67 pria yang berbeda didalam tubuhnya.

Diduga diperbatasan Amerika Serikat dan Maksiko menjadi tempat penyeludupan narkoba dan perdagangan manusia. Para perempuan dan anak-anak perempuan kerap menerima kekerasan dan pelecehan seksual dari para petugas imigrasi. Para petugas imigrasi  menjanjikan imigran meksiko yang ilegal agar mudah memasuki Amerika Serikat.

Namun, kejadian ini belum dapat terverifikasi dan tidak dilaporkan oleh otoritas setempat. Meskipun cerita ini belum terverifikasi, tetapi kekerasan seksual terhadap anak adalah suatu ancaman yang akan merusak mental anak.

Saat ini anak-anak menjadi sangat rentan terhadap kekerasan seksual. Karena anak-anak selalu dianggap sebagai sosok yang lemah dan memiliki ketergantungan dengan orang-orang dewasa yang ada disekitarnya. Kekerasan sesksual tersebut dapat terjadi kapan saja dan dimana saja.

Kekerasan seksual pada anak yaitu apabila seseorang menggunakan anak-anak untuk mendapatkan kepuasan dan kenikmatan seksual. Tidak hanya pada hubungan seks saja, kekerasan seksual pada anak juga dapat berupa tindakan yang mengarah kepada aktivitas seksual anak. Seperti menyentuh bagian tubuh secara seksual, baik memakai pakaian atau tidak memakai pakaian.

Menurut Weber dan Smith (2010), dampak jangka panjang kekerasan seksual pada anak yang menjadi korban seksual pada masa kanak-kanaknya, dapat berpotensi melakukan kekerasan seksual dikemudian hari. (cloudfront.net)

Kekerasan seksual akan berdampak traumatik baik pada anak-anak maupun orang dewasa. Tindakan kekerasan seksual pada anak akan berdampak pada fisik dan psikisnya. Anak yang mendapat kekerasan seksual dapat mengalami trauma, stress, depresi,  kecemasan,  kemurungan dan selalu menyalahkan diri sendiri.

Gangguan stress pascatrauma atau post-traumatic stress disolder (PTSD) adalah gangguan mental yang bisa menyerang siapa saja. Kebanyakan anak yang mengalami kekerasan seksual ia akan mengalami post-traumatic stress disorder (PTSD) setiap kali teringat dengan peristiwa yang membuatnya trauma. Anak yang mengalami kekerasan seksual akan merasakan trauma selama hidupnya.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline