DiIndonesia, bubur adalah menu sarapan yang sangat populer. Namun, dibalik rasanya yang tak perlu diragukan lagi, masyarakat indonesia berbeda-beda dalam memakan bubur, banyak yang berpendapat bahwa bubur di aduk lebih enak daripada bubur tidak di aduk. Namun, menurut pendapat saya pribadi saya lebih menyukai bubur yang diaduk karena rasanya lebih menyatu dan rasa khas bubur lebih terasa dilidah.
Alasan lain saya tidak menyukai bubur yang tidak diaduk karena rasanya tidak merata dan hambar, bumbu yang disajikan juga tidak merata. Saya mensurvei teman-teman saya terkait bubur di aduk dan tidak di aduk. Hasil yang saya dapatkan adalah 5:2 pemenangnya bubur di aduk. Dengan demikian kebanyakan masyarakat indonesia menyukai bubur yang diaduk.
Saya pernah melihat disosial media yaitu tiktok dan melihat isi komentarnya tentang perdebatan bubur diaduk dan tidak diaduk banyak pendapat yang menyukai bubur diaduk, pendapat mereka sangat beragam tentang makan bubur dengan diaduk atau tidak diaduk. Begitu menarik bukan diindonesia masalah bubur diaduk dan tidak diaduk saja menjadi perdebatan sejak dahulu.
Sebenarnya kedua cara makan tersebut tidak ada yang salah, hanya saja cara pandang setiap orang berbeda-beda terjadilah perdebatan masalah bubur diaduk atau tidak diaduk, saya pernah membaca jurnal yang diterbitkan dalam Indonesia Fun Science Journal kalau cara makan bubur berpengaruh pada tingkat kecerdasan emosional seseorang.
Judul jurnalnya adalah Hubungan Tipe Makan Bubur Terhadap Tingkat Emosional Anggota Osis SMAI Al Azhar 8 Summarecon Bekasi pada 2021 lalu. Unik ya, ternyata bisa melihat emosional seseorang melalui makan bubur. Pembicaraan yang awalnya tidak begitu serius tersebut, kini menjadi serius sejak adanya topik penelitian mengenai cara makan bubur, diaduk atau tidak diaduk.
Sementara itu, kecerdasan emosional atau disebut IQ dapat dipahami sebagai kemampuan mengolah dan mengevaluasi emosi. Walau beberapa penelitian menyebutnya kecerdasan ini merupakan faktor genetik, ada pula yang menyebut EQ dipengaruhi oleh kebiasaan sehari-hari. Salah satunya yakni cara makan bubur.
Banyak dari kita hanya menikmatinya saja tetapi tidak tau sejarahnya bubur ayam.
Nah disini saya ingin memberitahu sejarah bubur ayam yang menemukan pertama kali adalah Tiongkok tepatnya pada zaman kaisar kuning (Xuanyuan Huangdi) 238 sebelum masehi, terjadi musim paceklik atau kekurangan bahan makanan.
Paceklik ini pun disebabkan oleh kemarau panjang akibat kejadian ini kaisar pun memikirkan pengolahan makanan agar menjadi banyak. Saat kaisar makan, dia menuangkan sup kedalam mangkok yang berisi nasi sehingga nasi itu menjadi bubur. Setelah itu sang kaisar menyuruh juru masaknya memasak beras sampai menjadi bubur, sehingga ada lebih banyak makanan untuk rakyatnya.
Seiring berjalannya waktu bubur pun mulai disajikan menjadi menu sarapan dirumah-rumah Tiongkok, begitupun negara asia lainnya termasuk negara Indonesia.