Cijantung, Juli 2021
Hai teman, kenalin namaku Anggun, aku sekolah di SMPN 103 - Jakarta Timur.
Pertama mendengar kata Papua, maaf ya, yang terbayang dibenakku adalah satu provinsi di timur Indonesia yang berbeda dengan provinsi lain, masih tertinggal, penduduknya masih tradisional dan situasi masyarakatnya belum aman. Mungkin karena itu aku sering dengar, ayah dari teman-teman SMP-ku yang TNI sering ditugaskan di sana. Membantu masyarakat Papua dan pemerintah daerah setempat agar tercipta situasi kondusif, duuuh... kayanya serem banget ....
Tapi, setelah Papua ditetapkan sebagai tuan rumah PON XX (harusnya diselenggarakan tahun 2020, karena ada Pandemi Covid-19, maka mundur jadi 2021) mengalahkan Bali dan Aceh, aku mulai tau kalau ternyata Papua itu luar biasa. Keindahan alamnya, budayanya, keramahan penduduknya, makanannya dan sekarang ditambah dengan fasilitas olahraganya yang modern, wuiiih....kereeen banget.
Kalau melihat berita di media sih, Papua kayanya udah siap banget jadi tuan rumah untuk kurang lebih 21.339 tamu yang akan hadir dalam PON XX bulan Oktober nanti, baik atlet dan team official. Dengan keindahan Papua seperti yang ada sekarang, rasanya semua atlet yang datang sudah tidak perlu lagi terlalu memikirkan menang atau kalah,
semua udah ga masalah,
karna siapapun yang datang sudah dapat hadiah,
merasakan bumi Papua yang tiada tara indah, cieeeeee....
Dulu nih, waktu aku nonton pertandingan Asian Games 2018, aku pikir GBK (Gelora Bung Karno) itu sudah luar biasa megah, eh.... ternyata Stadion Lukas Enembe yang jadi venue utama PON XX nanti, sepertinya kok lebih menakjubkan.
Kemegahan Stadion yang dulu disebut dengan Stadion Papua Bangkit ini, keberadaannya mirip dengan stadion sepak bola terbesar kedua di dunia, Salt Lake di India. Rumputnya, lintasan atletis sintetisnya, pencahayaannya juga scoring board perimeter yang dipasang di dua tribun, sudah sekelas olimpiade, bukan level Asian Games lagi. Mantap! Ditambah dengan ornamen fasad baja melengkung yang menonjolkan ukiran khas Papua membuat megahnya jadi terasa unik
karena ada unsur etnik
membuatnya kian terlihat cantik. Cie Cieeee.....
Oh ya teman, selain stadion Lukas Enembe yang luar biasa itu, kamu juga pasti bangga melihat ada gambar jembatan Youtefa yang dicetak di uang pecahan RP 75 ribu edisi khusus HUT RI ke-75. Jembatan Youtefa di lembar uang baru itu, berdampingan dengan tol Trans-Jawa dan MRT. Waaah… Itu kan bukti bahwa pembangunan di Indonesia memang untuk semua, mulai dari ujung barat Indonesia, sampai propinsi di Timur Indonesia, yaitu Papua.
Dari dua ikon Papua yang baru aku tau tadi, stadion Lukas Enembe dan jembatan Youtefa saja, itu sudah menggambarkan kemegahan Papua sekarang. Padahal Papua masih punya yang lain juga, diantaranya yang dijadikan 6 promo eri tematik PON XX, Ada Lembah Baliem, puncak Carstensz, teluk Cendrawasih, dan danau Sentani, plus sederet pesona Papua lain, bikin aku dan smua orang bermimpi untuk bisa terbang kesana.