Lihat ke Halaman Asli

Taman Hutan Raya Bandung: Goa Belanda dan Goa Jepang

Diperbarui: 26 Desember 2022   17:05

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dokpri

Goa Jepang dan Goa Belanda ini berada di kota Bandung, yaitu di Bukit Dago Pakar, berada di dalam kawasan Taman Hutan Raya (Tahura) Ir. H. Djuanda. Cukup mudah aksesnya, baik kendaraan umum, kendaraan pribadi bahkan bus. Memasuki kawasan taman hutan raya ini, kita akan menjumpai deretan hutan pinus yang membuat kawasan ini terasa sejuk dan asri. 

Goa Belanda ini merupakan sebuah terowongan yang awalnya digunakan untuk keperluan saluran air bagi pembangkit listrik tenaga air (PLTA) Bengkok pertama di Indonesia. PLTA Bengkok ini terletak di Daerah Aliran Sungai (DAS) Cikapundung yang berada di Tahura. PLTA yang memiliki panjang 114 meter dan lebar 1,8 meter ini terdapat sebuah terowongan yang melewati perbukitan batu pasir tufaan.

Setelah enam tahun kemudian setelah air Sungai Cikapundung yang dialirkan melalui pipa, goa ini beralih fungsi. Sebelumnya difungsikan sebagai saluran air, menjelang perang dunia kedua awal tahun 1941, pihak Belanda menjadikan terowongan ini sebagai benteng atau markas militernya--- khusunya sebagai pusat telekomunikasi mengingat letaknya yang cukup stategis dan tersembunyi. Jadi Terowongan-terowongan tersebut kemudian diubah dan di renovasi , sehingga didalamnya terdapat ruangan-ruangan lain termasuk penjara dan tempat interogasi.

Dokpri

Selanjutnya yaitu Goa Jepang, goa ini dibangun setelah Jepang masuk ke Indonesia dan mengambil alih daerah ini. Goa ini dibangun tidak jauh dari Goa Belanda dibangun sebagai basis pertahanan para tentara Jepang. Goa ini dibangun menggunakan tenaga kerja paksa (romusha) sehingga konon katanya  tidak sedikit korban yang berjatuhan selama pembuatan goa ini.

Sebagai salah satu basis pertahanan pada jaman penjajahan jepang, goa ini dimanfaatkan oleh untuk menyimpan amunisi, logistik, dan komunikasi radio pada masa perang.  Di dalam goa ini juga terdapat empat kamar berpintu yang dulunya dipakai tentara Jepang untuk beristirahat. Ukuran goa cukup besar dan terdapat juga lorong ventilasi udara di beberapa sudut sehingga mengakibatkan suasana di dalam goa tidak pengap.

Setelah Jepang meninggalkan Indonesia, goa ini terlantar tidak dijamah sama sekali. Akibatnya banyak tumbuh tanaman-tanaman liar yang kemudian menutupi goa.  Hingga kemudian pada tahun 1965, goa ini kembali ditemukan bersama banyak sisa-sisa peninggalan tentara Jepang didalamnya. Ke temapat ini kita tidak hanya wisata alam yang kita dapat di Tahura, namun juga wisata sejarah Indonesia.

Dokpri

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline