Lihat ke Halaman Asli

Anggun Azizah

Mahasiswa

Peran Mahasiswa Asistensi Mengajar 3 dalam Membentuk Karakter Melalui Pendidikan Seni Tari Tradisional di SDN 28 Cakranegara

Diperbarui: 25 Juni 2024   13:05

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

(Dokumentasi pribadi, 2024)

Pelaksanaan kegiatan Asistensi Mengajar 3 ini dilaksanakan dari tanggal 14 Maret- 22 Juni 2024, Dosen Pembimbing Lapangan langsung dipegang oleh bapak dosen Muhammad Sobri, M. Pd dengan anggota Asistensi Mengajar 3 Anggun Azizah (E1E021183), Husnun Niswati (E1E021014), Sasi Kirana Al Jupri (E1E021038), Sulistiana Safitri  (E1E021150), Saadatul Adawiah (E1E021144)

          Penyesuaian pelajaran budi pekerti yang diterapkan dalam kurikulum nasional beberapa waktu lalu telah menghasilkan konsep pendidikan karakter. Pendidikan karakter mencakup aspek afektif, kognitif, dan psikomotorik, hal tersebut berbeda dengan pendidikan budi pekerti. Menurut Yaumi dalam Anisa, R. N. et al. (2018), pendidikan karakter adalah upaya untuk mendorong individu untuk memahami, memperhatikan, dan bertindak sesuai dengan prinsip moral. Jadi, pendidikan karakter bisa diartikan sebagai proses mengajarkan individu untuk memahami, peduli, dan berperilaku sesuai dengan nilai-nilai etika, sehingga mereka bisa memberikan kontribusi positif bagi lingkungan sekitar mereka.

          Pendidikan yang berfokus pada karakter dan budaya bangsa adalah tipe pendidikan yang mengimplementasikan prinsip dan metode untuk membentuk karakter anak-anak bangsa melalui kurikulum terintegrasi yang dirancang di sekolah-sekolah. Kerangka kerja untuk pengembangan karakter dan budaya bangsa melalui pembelajaran oleh guru dianggap sangat krusial. Sebagai agen perubahan, pendidik diharapkan dapat menanamkan karakter, jiwa mandiri, sifat, tanggung jawab, serta kemampuan hidup kepada siswa-siswinya. Selain itu, karakter ini sangat penting bagi pendidik karena dengan jiwa tersebut, mereka akan memiliki orientasi kerja yang lebih kreatif, produktif, inovatif dan mandiri (Wulan, N et al, 2019).

          Kegiatan ekstrakurikuler adalah salah satu program sekolah yang dapat membantu membina karakter dan meningkatkan prestasi akademik siswa. Kegiatan ini membantu mengembangkan siswa sesuai dengan bakat, potensi, kebutuhan dan minat mereka. Menurut Wiyani dalam Anisa, R. N. et al. (2018), kegiatan ekstrakurikuler adalah aktivitas pendidikan yang dilakukan di luar kelas tatap muka. Tujuannya adalah untuk memperluas pengetahuan, meningkatkan keterampilan, dan menginternalisasi norma serta nilai-nilai. Kegiatan ini memungkinkan siswa untuk mengembangkan berbagai aspek kepribadian dan kemampuan yang mungkin tidak tercapai dalam pembelajaran di dalam kelas. Ekstrakurikuler menyediakan wadah penting bagi siswa untuk lebih mendalami minat dan bakat mereka.

Hampir semua sekolah, termasuk SDN 28 Cakranegara, menetapkan tujuan kegiatan ekstrakurikuler sebagai salah satu sasaran mereka. Sekolah ini juga menerapkan program pendidikan karakter melalui kegiatan ekstrakurikuler untuk mendukung visi mereka menjadi sekolah yang unggul, cerdas, dan berkarakter. Dengan demikian, kegiatan ekstrakurikuler tidak hanya berfokus pada pengembangan akademik siswa, tetapi juga pada pembentukan karakter yang baik dan pengembangan keterampilan sosial.

          Pendidikan seni adalah upaya terencana dan disengaja untuk membantu siswa mencapai potensinya melalui latihan, bimbingan, atau pengajaran (Prasetiyaningtiyas, F W et al., 2020). Salah satu ekstrakurikuler yang dapat dipilih siswa adalah seni tari. Seni tari merupakan bentuk seni yang diciptakan oleh manusia dan diekspresikan melalui gerakan-gerakan indah. Seni ini tidak hanya sebagai sarana ekspresi artistik, tetapi juga berperan penting dalam menyeimbangkan perkembangan kepribadian siswa. Selain itu, seni tari berfungsi sebagai filter untuk menyaring pengaruh budaya asing yang tidak selaras dengan kepribadian bangsa. Melalui seni tari, siswa dapat mengembangkan kepribadian dan sikap yang menghargai nilai-nilai kehidupan yang indah serta menjauhkan diri dari sifat-sifat merusak (Jazuli dalam Nurani, 2016). Dengan berpartisipasi dalam kegiatan seni tari, siswa dapat meningkatkan karakter mereka, karena mereka belajar untuk menghargai keindahan, disiplin, kerja sama, dan nilai-nilai positif lainnya yang tercermin dalam seni tari.

         Pendidikan karakter berkaitan dengan masalah moral sehari-hari seperti bullying, narkoba, tawuran antar siswa, pelecehan, korupsi, dan banyak lagi. Ini adalah masalah penting bagi pendidikan yang memerlukan perhatian khusus untuk membentuk generasi yang berakhlak mulia. Kemendikbud pada tahun 2020 dan Rusnaini (2021) menentukan enam nilai indikator profil pelajar Pancasila versi sekolah penggerak. Keenam nilai tersebut digunakan sebagai dasar untuk membangun karakter siswa agar mereka mampu menghadapi dan mengatasi berbagai masalah moral yang ada. Nilai-nilai ini berasal dari penelitian empiris Pusat Kurikulum yang berfokus pada agama, Pancasila, budaya, dan tujuan pendidikan nasional. Enam nilai yang membentuk karakter adalah beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, berkebinekaan global, mandiri, berpikiran kritis, dan kreatif. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana nilai-nilai pendidikan karakter dapat diterapkan pada seni tari tradisional yang tidak termasuk dalam program sekolah, sehingga seni tari tradisional dapat menjadi media efektif dalam membentuk karakter siswa sesuai dengan nilai-nilai tersebut.

METODE PENELITIAN

           Penelitian ini merupakan studi yang menggambarkan bagaimana seni tari ekstrakurikuler berperan dalam menanamkan nilai-nilai pendidikan karakter di SDN 28 Cakranegara. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk memahami pengalaman subjek penelitian, seperti tingkah laku, persepsi, motivasi, dan tindakan mereka, yang kemudian diceritakan menggunakan kata-kata dan bahasa yang sesuai dengan konteks alamiah. Data dikumpulkan melalui teknik wawancara dan observasi. Wawancara bertujuan untuk mendapatkan informasi mengenai upaya sekolah dalam menerapkan pendidikan karakter, sementara observasi dilakukan untuk mengevaluasi penerapan pendidikan karakter dalam kegiatan ekstrakurikuler seni tari. Metode triangulasi digunakan untuk memverifikasi keabsahan data, dengan menyatukan informasi dari wawancara dan observasi untuk memastikan bahwa hanya data yang valid yang digunakan dalam analisis.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Pendidikan Karakter Melalui Kegiatan Seni Tari di Luar Kelas

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline