Lihat ke Halaman Asli

Anggreyan Agustin Sinaga

Stay hungry; stay foolish

Ohh Tiur.. oh Della

Diperbarui: 24 Juni 2015   11:11

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

OH TIUR..OH DELLA

Ku tengok1 jam tangan kuning ku. jarum pendeknya menunjuk angka 01. Kurapikan jambul katulistiwaku dan menyemprotkan parfum ke kemeja kotak-kotak ala pak jokowi. Sambil bersiul kecil, ku pandangi wajah ku yang ganteng di kaca2 lemari kami. Merasa udah cukup ganteng, kupake selop3 swallow hijo ku sebelum pergi ke rumah si tiur yang udah lama kali4 ku idam-idamkan menjadi kekasihku.

"pung..dimana si tiur ?" Tanya ku pada oppung borunya5 si tiur. Oppungnya yang lumayan reteng6.

"eh..kaunya itu bona ? untuk apa kau mencari si tiur siang-siang kekgini ? "

"hehe..mau martaddang pung" jawab ku sambil nyengir kuda. Kupamerkan gigiku yang udah 2 hari gak disikat. Karena mamak ku lupa beli odol waktu dia ke pajak7.

"heh..ngapain pula kau martaddang8 siang-siang keggini ? bah..yang udah miring nya kau itu ? kalo mau martaddang malam minggu kau datang o bona"

"bah..si oppung. Gak tau rupanya ini udah tahun 2013. Martaddang itu gak menengok9 hari. Harus malam minggu lah. Kalo rindu ya..langsung aja dijumpai. Gak gaul kali pun oppung ini."

"bah..jadi kau ajari pula aku cara marhallet10. Gak sopan kau.." si oppung pun memukul pantatku yang tepos pake sapu lidi. Kugosok-gosok pantat ku untuk menghilangkan sakit dari pukulan maut dari SI oppung boru

"pulang aja kau sana. Si tiur lagi nyuci di belakang. Kau bagusi dulu jambul mu itu.  sakit kali perutku menengok jambulmu itu"

"yah.. ok lah pung. Kalo gitu pulang aku ya pung" kutinggalkan oppung itu yang masih merepet-repet11. Tapi kesal kali aku karena gak jadi jumpa sama si tiur calon kekasih ku itu. sangking keselnya ku tendang batu yang ada di depanku. Eh..ternyata di samping batu itu ada bolu hijo yang setengsh kering. Luarnya kering, dalamnya masih basah..alamakk..taik kerbo mengotori sandal suallo ku yang udah kucuci selama berjam-jam. Kaki juga kena. Untungnya di sebelahku ada paret. Langsung aja kucelupkan kaki kiri ku yang kena taik kerbo tadi. Kira-kira udah lumayan bersih, aku pun pergi ke aek bolon. Biasanya kalau aku galau, aku pasti kesini. Aku duduk di batu besar. Kutengoki air yang mengalir. Adem rasanya. Kadang aku berdoa supaya ada bidadari turun dari langit mandi di aek bolon12 ini, terus selendangnya kucuri. Kayak di film jaka tingkir itu.

"he bona..ngapain kau appara13 ?" kutengok kebelakang, siapa yang brusan memanggil namaku.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline