Lihat ke Halaman Asli

Tantangan Pendidikan Era Pandemi

Diperbarui: 22 Maret 2022   09:04

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Kerja keras para guru selama ini patut diacungi jempol. Mereka tetap giat menekuni dan mengajarkan ilmu pengetahuan di tengah pembatasan sosial akibat wabah covid-19. Sedikit yang mengira wajah pendidikan akan berubah drastis akibat pandemi Covid-19.

Pada saat yang sama, konsep homeschooling tidak pernah mainstream dalam wacana pendidikan nasional. Meskipun semakin populer, penggunaan e-learning (pembelajaran online) selama ini hanya terbatas pada Universitas Terbuka, program kuliah staf di berbagai universitas dan kursus tambahan (kursus online). Namun, kebijakan jarak sosial yang diberlakukan untuk menghentikan penyebaran virus telah memaksa sekolah untuk beralih dari pendidikan formal ke belajar di rumah dan menggunakan sistem online. Sistem pendidikan online tentu tidak mudah. mata pelajaran individu untuk belajar mandiri, ada juga fasilitas dan sumber daya yang harus disediakan.

Dengan berakhirnya masa pandemi yang telah berlangsung 10 bulan sejak pertengahan Maret 2020 yang masih belum pasti, tentunya pelaksanaan pembelajaran di masa transisi pandemi membutuhkan langkah-langkah strategis. Langkah ini dinilai sangat penting karena tanpa persiapan yang matang sejak awal dapat terjadi kerugian bahkan kematian pendidikan (educational Excursions). Dalam pengertian pendidikan sebagai proses yang menyertai belajar, sebenarnya tidak ada (induksi), atau bahkan hilang sama sekali.

Untuk sistem pembelajaran jarak jauh, beberapa masalah mungkin muncul selama proses pembelajaran berlangsung. Tentunya pelajar dan pendidik dari semua lapisan masyarakat harus memiliki akses jaringan internet yang baik. Namun, akses internet di banyak daerah sangat buruk atau sangat buruk, sehingga menjadi salah satu kendala dalam pelaksanaan kegiatan mengajar secara normal. Selain itu, banyak siswa yang tidak mencapai hasil belajar yang maksimal. Topik dan tugas dari pendidik selama pandemi Covid-19.

Pembelajaran online (online) memang unggul dari segi kelayakan waktu dan tempat, bisa dilakukan kapan saja, dimana saja. Namun demikian bukan berarti tidak memiliki kelemahan, seperti: cepat lelah, lelah, kurang menggeneralisasi, kurang kontekstual, tidak lengkap, interaktif, terutama sulit tercapainya pelaksanaan PPK (pendidikan intensif, karakter) bagi peserta didik. . Dengan sistem pembelajaran jarak jauh, siswa tidak diharuskan atau diharuskan datang ke sekolah atau kampus untuk belajar. Banyak fasilitas yang akhirnya diterapkan oleh para pendidik untuk melakukan kegiatan mengajar dari jarak jauh. Perkembangan TIK tidak terlepas dari sarana pembelajaran jarak jauh.

Bagi saya selama ini beradaptasi dengan kebiasaan baru selama Covid-19, jika semua pemangku kepentingan pendidikan di negeri ini bekerja sama, itu bisa menjadi kekuatan pendorong di balik kebangkitan pendidikan kita. Singkirkan egoisme departemen antar departemen. Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Menteri Agama (Win), Menteri Kesehatan (Menkes) dan Menteri Dalam Negeri (Mendagri) mengeluarkan SK 4 menteri tentang pelaksanaan bimbingan belajar rata-rata tahun pelajaran dan Tahun Ajaran 2020/2021 membutuhkan penerjemahan yang bijak dari berbagai pihak, terutama penyelenggara pendidikan dan peserta didik, termasuk siswa SD, SMP, dan Perguruan Tinggi.

Tugas mendidik dan membentuk karakter bangsa ini bukan hanya Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, terutama di masa Covid-19. Tentu saja, masalah konektivitas internet harus menjadi domain Kementerian Komunikasi dan Informatika, kemudian masalah kesehatan jelas berada di bawah koordinasi Kementerian Kesehatan. Jika kementerian bekerja sama menyiapkan infrastruktur, tidak ada yang tidak mungkin untuk menjaga kualitas intelektual siswa yang sehat saat mereka menyesuaikan diri dengan kebiasaan baru di era Covid-19.

Praktik pendidikan di era digital membutuhkan inovasi dan kreativitas yang terus menerus, agar guru dan siswa tidak mudah bosan dan bosan. Juga, jangan menafsirkan pembelajaran online hanya dengan meminta siswa menjawab beberapa pertanyaan. Jika ini terjadi, pembelajaran emansipatoris dan personal akan tetap pada slogan dan tidak pernah tahu semangat di dalamnya. Jadi belajar sebenarnya tidak pernah berhenti dari kandungan hingga liang lahat. Namun dibalik beberapa kendala yang muncul, ada beberapa pelajaran yang bisa kita petik dari pandemi Covid-19 yang tidak kita sadari. Dengan sistem pembelajaran yang dilakukan dari jarak jauh, siswa dapat melakukan banyak aktivitas di rumah, sehingga memudahkan orang tua untuk memantau anaknya.

Juga, dalam hal kreativitas, baik pendidik maupun siswa dalam sistem pembelajaran jarak jauh harus kreatif. Sebagai contoh, banyak pendidik telah menghasilkan materi pembelajaran dalam bentuk video pembelajaran. Selain itu, tidak jarang siswa mendapatkan tugas untuk membuat video pembelajaran yang menarik. Pada dasarnya, dampak pandemi Covid-19 biasanya melemahkan aktivitas manusia. Diakui, banyak yang awalnya mengira pandemi Covid-19 adalah masa yang sulit bagi umat manusia. Tanpa kita sadari, banyak hal positif yang bisa kita petik dari pandemi Covid-19 yang melanda dunia saat ini. Dampak yang dirasakan sangat nyata dan dirasakan oleh semua orang. Namun, masyarakat tidak bisa menjadikan pandemi Covid-19 sebagai alasan untuk tidak melakukan aktivitas khususnya di bidang pendidikan

Kita sangat berharap agar pandemi Covid 19 ini segera berakhir agar sekolah dapat dimulai kembali. Dan semua siswa dan pendidik dapat belajar secara alami, tatap muka. Karena teknologi pembelajaran virtual tidak dapat menggantikan ikatan antara siswa dan pendidik.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline