[caption id="attachment_247990" align="aligncenter" width="400" caption="Sumber: Koran Jakarta"][/caption]
Persahabatan lebih indah dari pada kita harus merajut tali kasih cinta karena belum tentu cinta membawa kita dalam kebersamaan. "Aku merasakan itu. Tetapi bagaimana dengan perasaanku yang telah lama menaruh hati kepadanya," bisik hati Neta.
Awal dari pertemanan membuat Neta semakin dan satu lagi pendiam dari teman-teman yang lain. Tetapi setelah Neta bisa akrab dengan Angga menaru perasaan yang mendalam kepada Angga. Mungkin awal bertemu, Angga memang sangat jutek, sombong ternyata beda sekali dengan apa yang Neta rasakan selama ini. Angga ternyata orangnya ramah tak seperti yang pertama kali Neta kenal. Dari itulah awal persahabatan mereka terjalin.
Tanpa sengaja Neta melihat kearah jarum jam dinding yang menempel dikamarnya, ternyata jam menunjukkan 20.00 WIB. " Hhhmmm…," hembusan nafas Neta.
'Tut-tut, tut-tut". ( Hp Neta bergetar)
Tak lama kemudian Neta membuka hpnya ternyata satu pesan diterima dari Angga.
Neta keluar yuk… Boring nie…..!!!
Tanpa berpikir panjang Neta pun membalas sms dari Angga.
Okey…!!!"tapi kamu jemput aku ya,,
10 menit kemudian, Angga sampai di tempat kosnya Neta. Angga mengirim satu smskepada Neta.
Neta, keluar donk aq da d-luar kos u nieh… Cpt gpl.
Bentar… masih ganti baju nieh,, ( Balas sms dari Neta)
Tak lama kemudian Neta pun keluar dari kamarnya.
”Hai… Ga!!! tumben kamu ngajak aku keluar, kalau ketauan sama cewek kamu gimana? Hehehe," kata Neta.
Angga tertawa. " Bukannya kamu sudah tau kalau cewek aku di Jakarta, ya mana mungkin lha dia tau. Surabaya sama Jakarta kan jauh!!! Lagian kita kan cuma teman, memangnya nggak boleh ya ngajak teman sendiri jalan."
"Iya, tapi kamu tau sendiri tentang perasaan aku sama kamu yang sebenarnya," kata Neta.
Angga semakin tertawa. "Iyaaa… sudah cepat naik."
" Memang kita mau kemana, Ga!!!". Kata Neta.
" Café…". Singkat padat jawaban Angga.
Sampai di café, Neta dengan Angga bercanda tawa. Neta merasa nyaman bila disamping Angga. Meskipun Neta tidak bisa menyembunyikan perasaannya kepada Angga. Tak terasa jam menunjukkan 21.30 WIb.
"Ga, pulang yuk… sudah malem nie!!! Aku takut entar kekunci pintu gerbangnya," kata Neta dengan merenggek.
"Biarin kamu kekunci, biar kamu tidur diluar". Angga mencoba menakut-nakuti Neta.
"Ga kamu jangan gitu donk !!! Ayo pulang, Ga…". Dengan suara lirih Neta mencoba merayu Angga.
"Okey…!!! Kita pulang sekarang, tapi ada syaratnya, entar kalau aku bonceng kamu peluk aku ya?, " kata Angga.
Neta pun melengos. "Memang boleh aku memeluk kamu".
Angga hanya menganggukkan dagunya.
Sampai di kos, Neta bergegas masuk kekosnya.
" Ga, makasih ya….". kata Neta sambil berjalan.
Angga tersenyum. " Uda masuk sana…"
Sampai di kamar, Neta meletakkan hpnya di atas meja.
"Tut-tut, tut-tut". Hp Neta bergetar, ternyata satu pesan diterima dari Angga.
Met mlem Neta, makacih yah da mw keluar sama aq. Sorry da buat kamu kedinginan disepanjang perjalanan. Jangan lupa mimpi aq…!!!
Neta merasa bahagia sekali mendapat sms dari Angga, selama ini Angga baru pertama sms Neta seperti itu. Neta tak membalas sms itu, dan dia langsung tidur.
******
Terik matahari yang sangat menyengat, angin sepoy-sepoy masuk jendela kamar. Neta terlelap dari tidur siangnya.
"Tut-tut, tut-tut". (Getar hp Neta)
Neta terbangun dari tidurnya, kemudian Neta membuka hpnya ternyata Angga sms.
Neta, nanti kamu ada acara nggak.
Nggak ada…, kenapa? (Balas sms Neta)
Entar malem kamu main ke kos aku ya…. (isi sms Angga)
Okey…!!! Tapi jemput aku ya,,
Hari semakin gelap, jarum jam dinding kamar Neta menunjukkan 19.00 WIB. Tak lama kemudian Angga menjemput Neta.
Sampai di kos Angga,Neta duduk di ruang tamu sebelah kamar Angga.
" Kok sepi, kemana anak-anak yang lain?". Tanya Neta
"Mereka semua pada keluar, Inikan Sabtu malam Minggu". Kata Angga.
" Oh…iya!!! Sabtu malam Minggu pada apel semua, hehehe……, " kata Neta.
"Kamu kok tumben nggak keluar sama temen cowok kamu yang lain? Kok malah mau aku ajak ke sini". kata Angga.
" Aku males sama mereka," kata Neta.
Angga mencoba mendekati Neta dan duduk disebelah Neta.
Neta merasa ada yang aneh dengan Angga, seperti ada yang mau dikatakan. Neta pun tidak seperti biasanya bila didekat Angga. Neta merasa gemetar (nerveos).
"Net, apa kamu masih mencintai aku?". Angga berbicara dengan suara lirih.
Neta mengangguk. "iya…". Dengan suara pelan.
"Bolehkah aku memeluk kamu?". Kata Angga.
Neta hanya tersenyum.
Angga memeluk Neta begitu erat, Neta tidak menyangka apa ini hanya mimpi atau memang benar-benar terjadi.
"Hhhmmmm…,'' hembusan nafas Neta
Malam begitu sunyi, suasana dingin begitu mencekam. Neta merasakan sebuah kehangatan. Neta hanya terdiam membisu.
"Neta, dengarkan aku bicara kamu diam saja. Rasakan kenyaman bila kamu berada disampingku. Sebenarnya aq mengajak kamu kesini hanya ingin memeluk mu", kata Angga.
Semakin erat Angga memeluk Neta, Detak jantung Neta semakin keras, dia masih belum percaya.
"Maafkan aku, maafkan aku… aku telah memasuki kehidupan kamu. Aku akui, aku menodai perjalan cintamu dengan kekasih mu. Tetapi sungguh sampai sekarang aku masih mencintaimu bahkan aku tak menganggap dirimu adalah sebagai teman tapi lebih dari teman". Tiba-tiba keluar dari mulut Neta.
Angga membisikkan kata ditelinga Neta. "Kamu diam saja Neta, biar aku yang bicara".
Neta pun terdiam.
"Sesungguhnya aku juga sangat mencintai kamu, tapi maaf, maafkan aku…. Aku tak bisa memiliki kamu karena aku tak ingin membuat kamu terluka. Persahabatan lebih indah bila kitajalani dari pada kita harus merajut tali kasih. Satu lagi Neta jangan pernah kamu membenciku dan jangan sampai cintamu padaku pudar karena sebenarnya aku takut kehilanganmu".
Tak tersadari Neta menetaskan air mata. Meskipun air mata ini begitu perih dirasakan tapi air mata ini yang menjadi saksi perasaan Neta kepada Angga.
Angga mencoba menghapus air mata yang mengalir di pipi Neta. Angga memberikan kecupan dikening. Ini semakin membuat Neta tak kuasa untuk menahan air matanya.
"Biarlah ini menjadi sebuah kenangan dalam kehidupan kita. Meskipun hanya sebuah kecupan tetapi ini yang aku bisa berikan padamu". Kata Angga.
Neta begitu tersentuh meskipun hanya sebuah kecupan.
"Trima kasih… Ga, meskipun hanya kecupan setidaknya aku bisa merasakan pelukan tubuh mu. Ini sudah cukup bagiku…," kata Neta.
"Net, maafkan aku yang tak bisa memilikimu, bukannya aku tak mau membalas cintamu… tetapi bagiku persahabatan lebih indah," Angga mengulangi ucapan yang tadi sudah ia keluarkan dengan suara yang sangat berat.
Hari semakin dini, Angga mengantarkan Neta pulang ke kosnya.
Di depan kosnya Neta, Angga memegang tangan Neta begitu erat dengan pelan ia melepaskan tangan Neta. "Aku pulang…," kata Angga lirih.
Neta hanya menganggukkan kepala.
THE END
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H