Lihat ke Halaman Asli

Anggraini Fadillah

student at riau islamic university | content writer | host podcast

Pelajaran dari Kasus Grooming: Apa yang Bisa Kita Lakukan untuk Menghentikan Pertambahan Kasus Ini?

Diperbarui: 1 Oktober 2024   13:47

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Beberapa hari terakhir, kita dihebohkan dengan adanya kasus yang sempat menjadi sorotan banyak orang karena dalam kasus ini sebenarnya belum kita ketahui secara jelas namun dari beberapa informasi yang diungkapkan bahwa memang pada akhirnya kasus grooming semacam itu kian hari kian bertambah, akibat dari kebejatan manusia yang tidak bisa mengontrol nafsu birahi dan seolah-olah merasa punya power untuk bisa menekan korban agar selalu berada dalam kontrol dan manipulasi untuk mendapatkan keuntungan yang ingin ia capai tanpa melihat dan berpikir secara panjang sebagaimana selayaknya manusia normal karena satu-satunya yang dia pikirkan adalah bagaimana dirinya terpuaskan dalam hal keinginan seks yang tindakannya melanggar dan menyimpang.

Grooming adalah salah satu bentuk dari tindakan manipulatif antara pelaku dan korban dengan cara membangun hubungan emosional, yang dalam banyak kasus seringkali yang menjadi korbannya itu adalah anak-anak, remaja dan individu yang lebih muda dan rentan, sehingga tujuan untuk mengeksploitasi dan menyakiti mereka itu adalah dengan cara melakukan hubungan seksual yang bisa dilakukan secara langsung ataupun melalui internet atau media sosial, dimana hal itu dilakukan dengan bertahap dan semakin lama akan semakin sering yakni dengan menciptakan ketergantungan emosional yang dapat membuat korban termanipulasi.

Biasanya pelaku yang melakukan tindakan seperti ini adalah orang-orang yang merasa punya power sehingga kunci ia untuk tidak diketahui kelakuan bejatnya adalah memilih korban seperti anak-anak dan remaja yang ketika mendapatkan perlakuan dan pelecehan seperti itu maka mereka akan berpikir bahwa itu adalah hal-hal yang aman karena pelaku merasa bahwa korban tidak akan berani berbicara terkait dengan apa yang mereka lakukan. Sehingga, pada akhirnya, sebenarnya sangat banyak kasus grooming seperti ini yang tidak terekspos ke media sosial seperti beberapa hari kemarin yang mana tentu karena banyak korban dari kasus grooming tidak punya keberanian penuh untuk speak up terkait tindakan yang telah dialaminya.

Bagaimana hal ini bisa terjadi? Biasanya pelaku akan berusaha mendekati si calon korban dengan cara membangun kedekatan yang dimulai dari bersikap ramah, peduli dan perhatian, agar pelaku mendapatkan kepercayaan si calon korban bahwa dirinya ini tidak berbahaya dan benar-benar tulus peduli kepada si calon korban sehingga kepura-puraannya inilah yang ia gunakan untuk membuat si calon korban percaya terhadap dirinya. Untuk melancarkan aksinya maka si pelaku akan mulai mempengaruhi si calon korban dengan mulai memanipulasi cara berpikir si calon korban dengan menawarkan sesuatu yakni berusaha menjadi sosok atau figur yang bisa dipercaya bagi si calon korban di mana pelaku memposisikan dirinya sebagai seseorang yang bisa melindungi dan memberikan rasa aman kepada si calon korban. 

Selanjutnya, maka ketika kepercayaan telah terbentuk antara si pelaku dan si calon korban maka di sinilah pelaku akan mulai untuk memperkenalkan dan bahkan sudah bisa sampai berani untuk melancarkan aksinya secara bertahap dengan pelan-pelan mulai berani untuk berkata yang tidak sepantasnya bahkan sampai pada tahapan melakukan pelecehan seksual secara verbal maupun non verbal akan tetapi cara si pelaku untuk menutupi hal tersebut sebagai sesuatu yang tidak apa-apa dan aman.

Maka, di sana si korban akan di brain wash agar terus-menerus termanipulasi dengan ucapan-ucapan si pelaku karena di sini si korban sudah mulai merasa ragu akan tindakan-tindakan yang dilakukan si pelaku akan tetapi ia denial dan tidak tahu harus bersikap seperti apa karena kondisi dan situasinya akan membingungkan bagi si korban karena ia merasa bahwa memang apa yang dilakukan antara si pelaku dan si korban itu adalah hal yang normal dan biasa saja sebagai bentuk "rasa kasih sayang" padahal faktanya itu adalah tindakan yang sangat fatal akan tetapi karena memang si korban telah termanipulasi maka tindakan dan perbuatan tersebut akan terus berulang tanpa ada yang menyadarkan hal itu kepada si korban.

Di tahap inilah si pelaku akan semakin gencar mencapai tujuannya dengan senantiasa mempengaruhi si korban dengan manipulasi dan kontrolnya supaya si korban tetap tidak berani bicara kepada orang lain terkait dengan tindakan yang dilakukannya terhadap si pelaku sehingga banyak di kasus ini, para korban tidak berani berbicara karena cara si pelaku memberikan treatment kepada si korban adalah dengan memposisikan dirinya sebagai seseorang yang bisa memberikan sesuatu, entah itu rasa aman, ketenangan dan dapat juga melindungi si korban ataupun terkait dengan penawaran lain yang memang dibutuhkan oleh si korban. Tentu pada akhirnya kasus grooming ini akan terus berulang yang mana banyak anak-anak dan remaja yang akan tereksploitasi oleh orang-orang yang dewasa dari dirinya untuk mendapatkan tujuan terpenuhi seks yang ia mau sebagai si pelaku. 

Barangkali, ini sebenarnya mungkin tidak terlalu tampak di sekitar kita apabila tidak kita perhatikan secara detail apalagi kalau kita mencurigai sesuatu itu adalah bentuk dari kasus grooming itu sendiri maka yang perlu kita lakukan adalah memberikan ruang kepada si korban untuk bisa berkomunikasi secara terbuka kepada orang lain terkait dengan apa yang sebenarnya terjadi terhadap dirinya dan si pelaku. Oleh karena itu, penting sekali untuk kita lebih sadar dengan adanya tindakan-tindakan yang salah dan fatal dengan melakukan pendekatan agar bisa menyelamatkan korban yakni supaya tidak semakin larut dan bertambah, yang mana pada akhirnya akan membuat banyak korban merasa dirinya semakin terpenjara dan terkurung dengan manipulasi yang telah mempengaruhi dirinya untuk sampai kapanpun tidak berani terlepas dari tindakan grooming yang ia alami.

Sehingga dengan memahami dan mempelajari adanya kasus grooming secara detail, kita dapat menjadi lebih waspada dan berhati-hati terhadap perilaku yang dapat menyeret siapapun ke dalam sebuah tindakan grooming yakni dengan sama-sama kita sadari bahwa sebisa mungkin untuk dapat melindungi individu kita pribadi dan orang-orang sekitar yang rentan dari bahaya seperti ini yakni dengan akhirnya bisa melaporkan hal tersebut kepada pihak berwenang untuk pada akhirnya bisa diinvestigasi secara lebih mendalam dan lebih lanjut agar mata rantai dari kasus grooming perlahan-lahan mulai terputus dan pelaku mendapatkan ganjaran yang setimpal dengan perbuatannya yang sangat melanggar dan di luar akal sehat sebagai manusia.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline