Berbicara mengenai basic manner, tentunya hal ini banyak dilupakan oleh orang-orang sehingga apabila seseorang berperilaku jauh dari penerapan basic manner maka ia akan terkesan tidak memiliki adab, etika dan moralitas. Yang mana sejauh ini, terkait dengan hal-hal dasar mengenai sikap dan perlakuan seseorang terhadap orang lain ini menjadi hal yang cukup tidak diperhatikan banyak orang padahal sebenarnya hal-hal sepele seperti inilah yang justru dijadikan penilaian oleh orang lain.
Basic manner sesungguhnya itu terletak pada penghormatan dirimu terhadap orang lain. Artinya, bukan berarti kamu cenderung menjadi seseorang yang tunduk dan malu-malu, ketika berhadapan dengan orang lain. Yang mana ketika kamu berhadapan dengan orang lain maka cara yang paling membuat orang lain terkesan dan juga menghormati kamu yakni dengan cara memperlakukan orang lain dengan sebaik-baiknya. Dalam artian, kamu juga memperlakukan orang lain selayaknya dan sepantasnya memanusiakan manusia.
Walaupun kadang kala, tidak semua orang bisa kamu perlakukan sama rata. Artinya, ada banyak sekali spesies manusia yang benar-benar tidak layak mendapatkan kebaikan dirimu. Bila ini dikaitkan dengan kecerdasan emosional, tentu kadang kala banyak dari kita pun kalang kabut dengan emosi yang tiba-tiba membludak akibat kekesalan, kekecewaan dan rasa sakit hati kita terhadap perlakuan orang lain.
Yang mana tentunya, menurut perspektif saya pribadi bahwasannya basic manner itu ada kaitannya dengan kecerdasan emosional (intelegence emotional) yang apabila dari diri sendiri tidak ada pengendalian terhadap hal tersebut maka hal-hal dalam penerapan basic manner akan terdapat kekacauan apabila dari diri sendiri tidak legowo terhadap hasil dari ekspektasi-ekspektasi berbuat kebaikan.
Tak bisa dipungkiri bahwasannya memang kita memperlakukan manusia selayaknya dan sepantasnya sebagai manusia, itu juga memiliki tujuan bahkan kita menerapkan basic manner dalam diri kita terhadap orang lain juga agar perlakuan kita terhadap orang lain itu juga mendapatkan feedback yang sama dari orang lain kepada diri kita untuk diperlakukan selayaknya dan sepantasnya sebagai manusia.
Namun, cukup melelahkan apabila kamu berbuat kebaikan sampai menerapkan basic manner terhadap orang lain pun, apabila kamu memiliki harapan bahwa orang lain akan memperlakukan kamu selayaknya dan sepantasnya sebagai manusia maka saya pikir bahwa alhasil, jadinya kebaikan itu justru ada tolak ukurnya dan akhirnya kamu berbuat kebaikan tidak secara ikhlas dan lapang dada ketika ternyata perlakuan orang lain malahan sangat jahat dan kejam terhadap dirimu.
Tidak apa-apa untuk kamu merasa bahwa orang lain harus memberikan feedback yang sama dengan diri kamu karena saya rasa semua orang menginginkan hal itu akan tetapi harapan-harapan seperti itulah yang akhirnya membuat diri kamu tersiksa karena sejauh apapun itu kebaikan yang kamu berikan kepada orang lain, alhasil kamu jadi membutuhkan validasi bahwa "saya sudah baik ke kamu, jadi harusnya kamu juga baik ke saya."
Jadi, yang perlu digarisbawahi yakni bahwa ketika kamu menerapkan basic manner dari hal-hal yang terlihat sepele bahkan hal-hal yang besar sekalipun, tentunya itu ada tata caranya sehingga bentuk dari memperlakukan itu terletak pada ketulusan kamu menghormati dan menghargai diri sendiri. Sehingga, ketika kamu cukup utuh dalam menghormati dan menghargai diri sendiri maka sikap baik itu akan muncul dengan sendirinya dalam perlakuan kita terhadap orang lain yakni perlakuan baik kita kepada orang lain secara naluriah akan beriringan dengan penghargaan dan penghormatan terhadap diri sendiri.
Jadi, kalaupun kita selalu memperlakukan orang lain dengan adab, etika dan moralitas yang tinggi dan menjunjung hal itu, maka saya rasa, tidak ada ruginya dan justru itulah sebuah latihan yang benar-benar membuat jiwa dan hati kita bersih walaupun pada akhirnya, kadang kala ketika kita tidak mendapatkan feedback yang baik yakni diinjak-injak, diremehkan dan disepelekan karena memperlakukan orang lain dengan sebaik-baiknya, maka kita tidak akan terkecoh untuk terus tulus berbuat baik.
Oleh karena itu, tentunya yang paling utama adalah selalu beradab, beretika dan bermoral terhadap orang lain bahkan kepada diri sendiri itulah hal yang paling penting dan mendasar. Walaupun, menurut kita hal itu sepele, justru hal sepele itulah yang menjadi penilaian orang lain terhadap diri kita karena kesan dari hal yang kecil justru kamu perhatikan maka orang lain juga akan merasakan bahwa sangat beruntung untuk punya adab, etika dan moralitas yang baik dalam memperlakukan orang lain.
Maka, jadilah seseorang yang menerapkan sopan santun, tata krama dan menjunjung tinggi hal itu, karena sejauh apapun kita berjalan di muka bumi ini, pada akhirnya adab, etika dan moralitas itu adalah hal yang penting utama dan sangat-sangat mendasar. Oleh karena itu, teruslah berbuat baik dan jangan tunggu hasilnya, karena sekecil apapun kebaikan itu kalau hasil dari kebaikan itu tidak langsung dirasakan, tentu jangan menjadi hambatan untuk menjadi orang yang beradab, beretika dan bermoral, maka tentunya, teruslah menjadi seorang yang punya adab, etika dan moral di manapun kamu berada dan di mana pun kamu melangkah.