Lihat ke Halaman Asli

Anggraeni Puspita Sari

Psikolog Klinis

Orang dengan Gangguan Jiwa Vs Pasung

Diperbarui: 3 April 2023   13:39

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber: istockphoto.com

Di era modern ini kasus pasung di masyarakat belum juga terselesaikan, terutama untuk ODGJ (Orang Dengan Gangguan Jiwa). Alasan utama pasung adalah stigma negatif masyarakat terhadap Orang Dengan Gangguan Jiwa, dan ada juga yang memiliki alasan agar  penderita tidak lari dan keluyuran serta membahayakan dirinya dan orang lain di sekitarnya.

Stigma negatif terhadap Orang Dengan Gangguan Jiwa ini tidak hanya berdampak pada penderita, tetapi juga pada keluarga penderita. Sehingga terjadilah penolakan dari masyarakat dan tindakan mengucilkan baik pada Orang Dengan Gangguan Jiwa maupun keluarganya. Hal ini yang menyebabkan keluarga dari Orang Dengan Gangguan Jiwa melakukan tindakan pemasungan terhadap penderita.

Pasung adalah sebuah tindakan yang bertujuan menyembunyikan orang yang mengalami gangguan kesehatan jiwa dengan membatasi aktifitas penderita dengan berbagai alat seperti rantai, balok kayu dan ditempatkan di ruangan yang jauh dari aktifitas sosial. Tindakan pasung ini dilakukan keluarga di Indonesia yang salah satu anggota keluarganya mengalami gangguan jiwa berat dan biasanya terjadi di daerah terpencil sehingga minim informasi dan minim fasilitas pelayanan kesehatan terutama fasilitas kesehatan jiwa.

Dampak negatif pasung bagi kesehatan fisik Orang Dengan Gangguan Jiwa pun cukup berat, Orang Dengan Gangguan Jiwa dapat mengalami beberapa cedera fisik sekunder antara lain luka akibat kurangnya aliran darah ke jaringan atau organ dan kerusakan system syaraf. Sedangkan dampak negatif pasung terhadap kesehatan mental yaitu trauma psikologis dan penghargaan diri yang rendah.

Gangguan jiwa yang berat ini disebut dengan skizofrenia. Skizofrenia berdasarkan Pedoman Penggolongan dan Diagnosis Gangguan Jiwa (PPDGJ-III) adalah sindrom dengan variasi penyebab dan perjalanan penyakit yang luas, dan sejumlah akibat yang tergantung pada pengaruh genetik dan sosial budaya. 

Penderita yang mengalami skizofrenia akan mengalami halusi dan delusi. Halusinasi adalah gangguan pada persepsi sehingga penderita mendengar suara atau melihat sesuatu yang tidak nyata. Misalnya Orang Dengan Gangguan Jiwa merasa mendengar bisikan untuk melukai orang lain. Sedangkan delusi atau waham adalah kepercayaan yang tidak terpatahkan dan tidak ada kebenarannya namun penderita berusaha meyakinkan orang lain bahwa hal tersebut benar. Misalnya Orang Dengan Gangguan Jiwa merasa bahwa dirinya adalah nabi.

Penanganan sedini mungkin untuk skizofrenia sangat dibutuhkan, penggunaan obat-obatan antipsikotik yang berfungsi menangani halusinas dan delusi akan di resepkan oleh Psikiater dalam bentuk minum (oral) atau suntikan. Obat antipsikotik ini harus diminum secara rutin dan tepat waktu. Obat antipsikotik ini juga harus diminum seumur hidup meski gejala sudah membaik. Psikoterapi yang diberikan oleh Psikolog juga dibutuhkan dan sangat membantu untuk penderita skizofrenia yang bertujuan untuk tetap mengendalikan gejala yang dialami penderita skizofrenia namun terapi ini perlu dikombinasikan dengan pemberian obat-obatan.

Metode psikoterapi yang bisa digunakan adalah Terapi Individu dan Terapi perilaku kognitif yang bertujuan mengajarkan keluarga dan teman penderita cara berinteraksi dengan penderita skizofrenia serta mengubah perilaku dan pola pikir dan membantu untuk memahami halusinasi dan delusi yang dirasakan, serta mengajarkan bagaimana cara mengatasi ketika muncul halusinasi dan delusi. Caregiver adalah keluarga yang membantu Orang Dengan Gangguan Jiwa dalam melakukan aktifitas sehari-hari baik pemenuhan kebutuhan perawatan diri seperti makan, minum, berpakaian, dan interaksi. 

Orang Dengan Gangguan Jiwa juga mengalami ketergantungan pemenuhan masalah ekonomi. Menjadi caregiver untuk Orang Dengan Gangguan Jiwa tidak mudah dan cukup dibilang memiliki beban yang lebih tinggi daripada caregiver gangguan kesehatan jiwa lainnya. Tidak jarang bahkan ada keluarga Orang Dengan Gangguan Jiwa yang menjadi ODMK (Orang Dengan Masalah Kejiwaan). Namun, peran caregiver sangat dibutuhkan untuk perawatan dan pengobatan Orang Dengan Gangguan Jiwa dalam proses pemulihannya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline