Lihat ke Halaman Asli

Akulah Rakyat yang Menatap

Diperbarui: 4 Agustus 2016   17:51

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com


Akulah Rakyat yang Menatap

Aku tak pernah meratap

kecuali kamu membodohiku dan menghujat

Aku memang punya lidah 

tapi bukan untuk menjilat

Punya telinga 

bukan untuk dengarkan 

janji-janji tak bermanfaat

Tanyalah pada angin yang berkelebat

Kepalan tanganku bisa menohok ulu-hatimu

Wahai para pemimpin palsu yang tak tahu malu

Hatiku lembut tapi suaraku keras bagai cadas


Rakyat sejati adalah 

rakyat yang punya harga diri

Maka kalau ada yang mengatasnamakan rakyat

Tetapi suka menfitnah dan menghujat 

Sesungguhnyalah dia bukan rakyat negeri ini

Hanya insan berjiwa sengkuni 

pecundang membodohi diri sendiri

Hanya mengejar uang 

kedudukan dan janji-janji

Rakyat sejati adalah 

insan perkasa berjiwa kesatria


Sungguh, akulah rakyat yang menatap

Mata elang tajam mengawasi keadaan

Cerdas membedakan mana pemimpin sejati

dan mana yang gadungan

Mulutku memang satu 

tapi aku akan terus berteriak

Menyuarakan kebenaran.

Semarang, Juni 2014



Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline