Hari Pagerwesi dari lontar Sundarigama, Lontar yang sangat dihormati oleh umat Hindu, khususnya umat di Bali sebagai ibadah Paramestiguru atau seluruh guru-guru. Dikutip dari Disbud Provinsi Bali Dijelaskan pula bahwa perayaan ini dirayakan untuk menghormati manifestasi Ida Sang Hyang Widhi Wasa sebagai Sanghyang Pramesti Guru atau dewa sebagai guru alam semesta.
Pagerwesi sendiri memiliki arti dari kata Pager yang berarti pagar atau pelindung, dan Wesi yang berarti besi. Oleh karena itu, Pagar Besi dimaksudkan sebagai sikap keyakinan dan pengetahuan yang dimiliki orang. Perayaan Pagerwesi juga salah satunya untuk menghindari dan menjauhkan sifat Awidya (kegelapan) yang ada pada manusia saat tidak terkendali. Karena jika dibiarkan, sifat Awidhya bisa memancing berbagai macam perilaku mulai dari iri, dengki, amarah, kekejaman, fitnah, hingga sikap yang menuntun kita pada kegelapan.
Perayaan Pagerwesi ini merupakan rangkaian dari perayaan Saraswati. Dalam merayakan Saraswati, kita memuja Shakti Brahman sebagai sumber segala pengetahuan dan kebijaksanaan. Tidak peduli seberapa tinggi pengetahuan seseorang, kesempurnaan jiwanya tidak ada artinya kecuali dia datang untuk menyembah Brahman, pengetahuan murni. Persembahkan ilmu yang diberikan kepada kita dalam rangka mewujudkan kedamaian dan kesejahteraan di alam semesta sesuai dengan Varuna yang telah dilimpahkan kepada kita masing-masing. Komitmen ini harus mampu menjadi pagar atau benteng yang kuat ("kuil") untuk melindungi kita dari segala macam godaan saat kita mengarungi lautan kehidupan. Dengan memperoleh ilmu, diharapkan agar kita memiliki wawasan yang luas dan mampu menghadapi berbagai masalah dalam hidup.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H