Lihat ke Halaman Asli

Anggit Setiawan

Mahasiswa S1 Ilmu Komunikasi Universitas Pamulang

Pancasila : pilar persatuan di tengah keberagaman indonesia

Diperbarui: 26 Juni 2024   01:12

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Pancasila : Pilar persatuan di tengah keberagaman indonesia

Oleh : Anggit Setiawan

(Mahasiswa Progrsm Studi S1 Ilmu Komunikasi Universitas Pamulang)

Indonesia, sebagai negara kepulauan terbesar di dunia dengan lebih dari 17.000 pulau, adalah rumah bagi lebih dari 270 juta penduduk yang terdiri dari berbagai suku, agama, dan budaya. Keberagaman ini merupakan kekayaan yang tak ternilai, tetapi juga menghadirkan tantangan besar dalam menjaga persatuan dan kesatuan. Di tengah kompleksitas ini, Pancasila berdiri kokoh sebagai pilar persatuan yang menghubungkan setiap elemen bangsa.

Pancasila, yang digagas oleh para founding fathers Indonesia, terutama Soekarno, pada tahun 1945, adalah dasar negara dan pandangan hidup bangsa Indonesia. Lima sila yang terkandung dalam Pancasila bukan hanya sekadar rangkaian kata, melainkan hasil perenungan mendalam terhadap kebutuhan akan dasar pemersatu bagi bangsa yang sangat beragam.

  • Ketuhanan yang Maha Esa : Sila ini mencerminkan kepercayaan dan toleransi antaragama di Indonesia. Meskipun penduduk Indonesia menganut berbagai agama seperti Islam, Kristen, Hindu, Buddha, dan lainnya, Pancasila menegaskan pentingnya menghormati dan mengakui keberadaan Tuhan sesuai dengan keyakinan masing-masing individu.
  • Kemanusiaan yang Adil dan Beradab : Sila kedua menekankan pentingnya menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan, keadilan, dan peradaban. Ini mencerminkan bahwa setiap warga negara Indonesia harus diperlakukan dengan adil dan beradab tanpa memandang perbedaan latar belakang.
  • Persatuan Indonesia : Sila ini adalah inti dari keberadaan Pancasila sebagai pemersatu bangsa. Mengingat keragaman yang ada, persatuan menjadi unsur penting yang mengikat seluruh elemen masyarakat dalam satu identitas nasional.
  • Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan/Perwakilan: Demokrasi Indonesia yang diatur dalam Pancasila menekankan pentingnya musyawarah dan perwakilan dalam pengambilan keputusan. Ini memungkinkan setiap suara dari berbagai kelompok masyarakat didengar dan diperhitungkan.
  • Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia : Sila kelima menggarisbawahi komitmen negara untuk memastikan kesejahteraan dan keadilan sosial bagi seluruh rakyatnya. Ini penting untuk mencegah kesenjangan dan ketidakadilan yang bisa mengganggu persatuan nasional.

Pancasila berfungsi sebagai alat pemersatu dengan beberapa cara penting. Yaitu diantaranya :

  • Landasan Moral dan Etika : Pancasila memberikan landasan moral dan etika yang kuat bagi masyarakat Indonesia. Nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila seperti gotong royong, toleransi, dan keadilan, menjadi pedoman dalam kehidupan bermasyarakat
  • Panduan dalam Kebijakan Publik : Pancasila menjadi pedoman bagi pemerintah dalam merumuskan kebijakan publik yang inklusif dan adil. Misalnya, kebijakan afirmatif untuk meningkatkan akses pendidikan bagi kelompok-kelompok minoritas adalah manifestasi dari semangat Pancasila.
  • Identitas Nasional : Pancasila membantu memperkuat identitas nasional yang inklusif. Dalam menghadapi ancaman disintegrasi dan separatisme, Pancasila mengingatkan seluruh elemen bangsa tentang pentingnya persatuan dan kesatuan.
  • Pendidikan dan Sosialisasi : Pendidikan Pancasila di sekolah-sekolah adalah upaya penting untuk menanamkan nilai-nilai Pancasila sejak dini. Ini membantu membentuk karakter generasi muda yang menghargai keberagaman dan persatuan.

Meski demikian, mengimplementasikan nilai-nilai Pancasila tidaklah tanpa tantangan. Salah satu tantangan terbesar adalah menjaga agar Pancasila tetap relevan di tengah dinamika sosial dan politik yang terus berubah. Munculnya radikalisme, intoleransi, dan konflik sosial menunjukkan bahwa pekerjaan untuk menegakkan nilai-nilai Pancasila masih jauh dari selesai.

  • Radikalisme dan Intoleransi : Tantangan dari kelompok-kelompok radikal yang mencoba menggantikan ideologi Pancasila dengan ideologi lain adalah ancaman serius. Perlu ada upaya bersama dari pemerintah, masyarakat, dan tokoh agama untuk menangkal radikalisme dan mempromosikan toleransi.
  • Kesenjangan Sosial dan Ekonomi : Kesenjangan yang masih tinggi antara daerah perkotaan dan pedesaan, serta antara berbagai kelompok sosial, dapat memicu ketidakpuasan dan ketegangan. Pancasila menuntut kebijakan yang lebih adil dan inklusif untuk mengatasi kesenjangan ini.
  • Korupsi dan Penyalahgunaan Kekuasaan : Korupsi yang merajalela menggerogoti kepercayaan masyarakat terhadap pemerintah dan prinsip-prinsip keadilan sosial yang diamanatkan oleh Pancasila. Upaya pemberantasan korupsi harus terus diperkuat sebagai bagian dari implementasi nilai-nilai Pancasila.

Berdasarkan seluruh opini diatas, Pancasila adalah pilar persatuan yang mengikat seluruh elemen masyarakat Indonesia di tengah keberagaman yang ada. Nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila memberikan landasan moral, etika, dan panduan dalam kebijakan publik yang inklusif. Namun, tantangan dalam implementasinya mengharuskan upaya terus-menerus untuk menjaga relevansi dan kekuatannya sebagai dasar negara. Di tengah dinamika global dan domestik yang terus berubah, Pancasila tetap menjadi kompas yang menuntun bangsa Indonesia menuju persatuan dan keadilan sosial yang sejati.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H



BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline