Apa yang terjadi? Mengapa aku tak mampu mengendalikan tubuhku? Suara hentakan kaki dari para prajurit pengkhianat itu berhasil membuatku muak. Mendadak saja mereka menarik tanganku dan menyeretku ke suatu tempat. Sebenarnya apa yang terjadi padaku? Aku sangat amat khawatir dengan kondisi istri dan anak-anak ku. Aku tak sanggup membayangkan rasa cemas yang mereka landa saat ini. Seharusnya saat itu aku tak perlu membantah, diam-pun rasanya sudah cukup. Tiba-tiba mereka menembak tubuhku untuk yang kesekian kalinya. Entah mengapa, namun semua penderitaan ini tak lagi mampu membuatku merasakan pedih.
'Apa-apaan ini tidak ada sinyal di ponselku. Study Tour kali ini benar benar membosankan.' Itulah yang ku ucapkan dalam hati, karena hari ini aku dan teman-teman satu angkatan-ku tengah berada dalam sebuah gedung museum perjuangan G30S PKI. Aku sendiri tidak yakin apa makna yang bisa diambil dari semua hal yang telah kami lalui di tempat angker ini. Tapi yang pasti tempat ini tak seburuk yang kelihatannya.
"Baiklah murid-murid, sekarang ibu mau kalian semua membuat kelompok studi, ya!" Seru salah seorang guru pada kami.
"Andra, apa kau mau satu kelompok denganku?" Tanya Maya temanku.
"Tidak terimakasih," jawabku seadanya.
"Cih, kau ini dingin sekali ya, pantas saja banyak perempuan yang menyerah untuk mendekatimu," tambahnya.
"Sungguh aku tak begitu peduli dengan hal semacam itu," balasku sekedarnya.
"Huft, ya sudah" ucapnya dan pergi begitu saja.
Aku hanya bisa terdiam melihat perilakunya itu. Dasar perempuan, mereka memanglah mahluk yang membingungkan.
"Oke.. seperti yang telah kita ketahui tujuh orang Jendral yang telah meninggal di tangan PKI diantaranya Jenderal Ahmad Yani, Letjen Suprapto, Letjen S. Parman, Letjen M. T. Haryono, Mayjen D. I. Panjaitan, Mayjen Sutoyo Siswomiharjo dan Jenderal Nasution, dan bisa kalian lihat disini, seperti inilah para PKI menyiksa jendral-jendral yang telah mereka culik..." jelas seorang kurator museum.
Ia menunjuk ke arah sebuah miniatur-miniatur kecil berbentuk manusia yang diatur sedemikian rupa hingga terlihat seolah-olah beberapa dari mereka tengah menyiksa miniatur-miniatur lain yang berpakaian selayaknya jenderal.