Ekonomi Kreatif adalah sebuah konsep pada era ekonomi baru yang mengintensifkan informasi dan kreativitas dengan mengandalkan ide dan pengetahuan dari sumber daya manusia sebagai faktor produksi yang utama. Konsep ini biasanya akan didukung dengan keberadaan industri kreatif yang menjadi perwujudannya. Seiring berjalannya waktu, perkembangan ekonomi sampai pada taraf ekonomi kreatif setelah beberapa waktu sebelumnya, dunia dihadapi dengan konsep ekonomi informasi yang mana informasi menjadi hal yang utama dalam pengembangan ekonomi. Tercatat beberapa hal yang menjadi karakteristik dari ekonomi kreatif yaitu diperlukan kolaborasi antara berbagai aktor yang berperan dalam indusri kreatif, yaitu cendekiawan (kaum intelektual), dunia usaha, dan pemerintah yang merupakan prasyarat mendasar, berbasis pada ide atau gagasan, pengembangan tidak terbatas dalam berbagai bidang usaha, serta konsep yang dibangun bersifat relatif.
Di Indonesia sendiri, perkembangan ekonomi kreatif dimulai pada tahun 2006 dimana Presiden Susilo Bambang Yudhoyono mengintruksikan untuk mengembangkan ekonomi kreatif. Proses pengembangan ini diwujudkan pertama kali dengan pembentukan Indonesian Design Power oleh Departemen Perdagangan untuk membantu pengembangan ekonomi kreatif di Indonesia.
Tujuan dari pengembangan ekonomi kreatif sendiri yakni guna mengurangi angka pengangguran. Sebab konsep ini ramah lingkungan dan sangat menjanjikan untuk jangka panjang. Perkembangan ekonomi kreatif di Indonesia sudah menunjukkan peningkatan yang cukup baik walaupun potensi ini masih terbuka luas untuk lebih dikembangkan lagi, mengingat Indonesia memiliki sumber daya manusia yang cukup teruji di dunia Internasional. Untuk itu, pemetaan potensi Usaha Kecil dan Menengah (UKM) bidang ekonomi kreatif di Kabupaten Jember harus segera dilaksanakan, karena Kabupaten Jember memiliki keunggulan di bidang ekonomi dan budaya yang beraneka ragam.
Kabupaten Jember memiliki 15 sektor ekonomi kreatif yaitu Periklanan, Arsitektur, Pasar Barang Seni, Kuliner, Kerajinan, Desain, Fashion, Video, Film dan Fotografi, Permainan Interaktif, Musik, Seni Pertunjukan, Penerbitan dan Percetakan, Layanan Komputer dan Piranti Lunak, Televisi dan Radio, serta Riset dan Pengembangan.
Berdasarkan data dan roadmap Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Kabupaten Jember memiliki 3 sektor unggulan UKM bidang ekonomi kreatif yang memiliki potensi untuk dikembangkan yaitu UKM Fashion, Kerajinan dan Kuliner. Salah satu event fashion yang terkenal di jember adalah Jember Fashion Carnaval (JFC).
JFC (Jember Fashion Carnaval) adalah sebuah even karnaval busana yang setiap tahun digelar di Kabupaten Jember, Jawa Timur. Karnaval ini digagas oleh Dynand Fariz yang juga pendiri JFC Center. Sebanyak 2.000 peserta berkarnaval dalam 4 hari penyelenggaraan event meliputi Kids Carnival, Artwear Carnival, Waci, dan Grand Carnival. Di jalan utama kota Jember disaksikan oleh ratusan ribu penonton di kanan dan kiri jalan. Mereka terbagi dalam 10 defile yang masing-masing defile mencerminkan tren busana pada tahun yang bersangkutan.
Defile pertama adalah defile Archipelago yang mengangkat tema busana nasional dari daerah tertentu secara berkala seperti Jawa, Bali, Madura, Dayak, Papua, Sumatera, dan seterusnya. Defile lainnya mengangkat tema fashion yang sedang trend, apakah dari suatu negara, kelompok tertentu, film, kejadian atau peristiwa global lainnya. Semua busana dibuat dalam bentuk kostum yang kesemuanya dikompetisikan utnuk meraih penghargaan-penghargaan. Arena yang digunakan untuk menggelar JFC adalah jalan utama Kota jember sepanjang 3,6 kilometer.
Pada tahun 2002 di gelaran Dynand Fariz Fashion Week hadir gagasan untuk berparade di area sekitar Dynand Fariz Fashion House diikuti oleh seluruh karyawan. Dari kegiatan parade di atas, akhirnya terlahir gagasan besar untuk mengadakan sebuah event yang dapat menjadi wadah bagi generasi muda untuk menggali potensi mereka melalui satu kegiatan sosial sarat edukasi yakni Jember Fashion Carnaval.
Setelah melalui perjuangan yang berat Jember Fashion Carnaval (JFC) yang pertama diselenggarakan pada tanggal 1 Januari 2003.
Jember Fashion Carnaval (JFC) sejauh ini telah memberikan banyak kontribusi terhadap perekonomian di Kabupaten Jember. Beberapa tahun terakhir Pemkab Jember memang memberikan bantuan dalam jumlah tertentu untuk penyelenggaraan event ini. Pada awal pelaksanaannya, Pemkab Jember memang sempat kurang memberikan dukungannnya, tetapi seiring berjalannya waktu dari tahun ke tahun dukungan Pemkab Jember semakin positif terhadap JFC.
Pengaruh pelaksanaan event Jember Fashion carnaval (JFC) terhadap peningkatan Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kabupaten Jember dapat dilihat dari sektor pajak hotel dan restoran. Banyaknya wisatawan yang datang ke Jember setiap tahunnya hanya untuk menyaksikan JFC, mereka berbondong-bondong menginap di hotel-hotel yang tersedia di Jember.